Putri Aiko dari Jepang Patah Hati dengan Perang di Ukraina, Berharap Segera Damai

Putri Aiko dari Jepang menyampaikan keprihatinannya atas kondisi para korban perang di Ukraina dalam jumpa pers solo perdananya yang digelar kemarin.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 18 Mar 2022, 07:35 WIB
Putri Aiko menggelar konferensi pers solo perdana pada Kamis, 17 Maret 2022. (dok. AFP PHOTO / IMPERIAL HOUSEHOLD AGENCY)

Liputan6.com, Jakarta - Putri Aiko dari Jepang menggelar jumpa pers solo perdananya pada Kamis, 17 Maret 2022. Kesempatan itu dimanfaatkannya untuk mengungkapkan keprihatinannya atas perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia.

"Aku sangat merasa patah hati dengan hilangnya nyawa-nyawa berharga di Ukraina," kata Aiko, menanggapi pertanyaan tentang invasi Rusia.

Dikutip dari AP, Jumat (18/3/2022), ia berharap pertukaran yang terjadi antara orang-orang akan bisa mengatasi batas-batas nasional dan regional dan mengarah ke dunia yang damai tempat warga dunia bisa menoleransi perbedaan.

"Aku sangat percaya dengan perdamaian," ucapnya seraya mengungkit kenangannya mengunjungi Hiroshima saat ia duduk di SMP. Peristiwa bom atom jatuh di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 yang menimbulkan banyak korban jiwa itu membuatnya sangat yakin tentang pentingnya perdamaian.

Ia juga mengungkapkan nasihat yang disampaikan kakeknya saat beranjak dewasa. Mantan Kaisar Akihito yang turun takhta tiga tahun lalu kerap mengingatkannya tentang tugas kerajaan paling utama, yakni tetap dekat dengan rakyat. Nasihat itu pula yang diikuti oleh ayahnya, Kaisar Naruhito.

"Aku percaya bahwa tugas utama yang paling penting sebagai anggota kerajaan adalah memenuhi tugas kami seraya berdoa untuk kebahagiaan warga dan berbagi senang dan duka," ucap Putri Aiko.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sejarah Keluarga

Putri Aiko menggelar konferensi pers solo perdana pada Kamis, 17 Maret 2022. (dok. AFP PHOTO / IMPERIAL HOUSEHOLD AGENCY)

Kekaisaran Jepang memiliki sejarah kelam dengan perang. Kakek buyutnya, Kaisar Hirohito terlibat dalam Perang Dunia II dengan menginvasi berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia.

Pengalaman buruk itu menjadi pelajaran bagi generasi penerusnya, yakni Kaisar Akihito. Sepanjang hidupnya sebagai anggota kekaisaran, ia berusaha mempromosikan perdamaian.

Ia berhasil memenangkan hati banyak orang dengan menjangkau mereka yang didiskriminasi dan para korban bencana alam. Hal itu tak terlepas dari sokongan sang istri, Michiko, warga biasa pertama yang dinikahi kaisar.

Didikan keluarga itu pula yang ditanam pada Aiko. Ia mengaku turut prihatin atas korban gempa M7,4 yang menimpa Prefektur Fukushima, beberapa hari lalu. Hingga Rabu, 16 Maret 2022, empat orang dinyatakan tewas akibat bencana itu.

 

 


Profil Aiko

Putri Aiko, yang merayakan ulang tahunnya yang ke-18 pada tanggal 1 Desember 2019 tersenyum saat foto di kediamannya di Tokyo, Jepang, (25/11/2019). Putri Aiko adalah anak tunggal dari Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako. (Imperial Household Agency of Japan via AP)

Aiko adalah anak tunggal Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako. Ia saat ini masih menjalani mahasiswa jurusan Sastra Jepang di Universitas Gakushuin.

Sang ibu melahirkan Aiko setelah menikah sembilan tahun. Tak berapa lama setelah bersalin, Masako dinyatakan mengalami masalah kesehatan mental yang disebabkan kritik publik karena ia tak bisa melahirkan anak lelaki. Atas perjuangan sang ibu, Aiko pun mengucapkan terima kasih karena telah melahirkannya.

Aturan kerajaan yang berlaku saat ini hanya mengakui anak lelaki sebagai pewaris takhta. Aiko pun harus meninggalkan kerajaan bila nanti ia menikah dengan warga biasa.

Undang-Undang tentang Kekaisaran yang ditetapkan pada 1947 sebagian besar berusaha melindungi nilai keluarga kekaisaran sebelum perang, termasuk hanya membolehkan penerus kekaisaran adalah para lelaki dan memaksa anggota kekaisaran perempuan yang menikahi warga biasa, kehilangan status kebangsawanan mereka.

 

 


Makin Menyusut

Putri Aiko (kanan) berfoto bersama ayahnya Kaisar Naruhito di kediaman mereka di Tokyo, Jepang, (25/11/2019). Putri Aiko lahir pada 1 Desember 2001 di rumah sakit Imperial Household Agency yang berada di Tokyo Imperial Palace. (Imperial Household Agency of Japan via AP)

Panel ahli yang ditugaskan pemerintah mengingatkan bahwa mempertahankan penerus potensial tanpa mengubah sistem suksesi kekaisaran khusus untuk laki-laki Jepang, menempatkan keluarga kekaisaran di ambang kepunahan. Itu karena jumlah bangsawan pria Jepang makin menyusut.

Survei terbaru yang digelar media menunjukkan 80 persen warga Jepang mendukung perempuan sebagai kaisar. Namun, panel ahli itu menghindari pembahasan lebih lanjut mengenai perkara kaisar perempuan, dan menyarankan untuk memulihkan rumah tangga kerajaan yang sekarang tidak berfungsi untuk mengadopsi keturunan lelaki sebagai pewaris potensial.

Mereka juga mengusulkan agar para bangsawan perempuan bisa tetap mempertahankan status kerajaan mereka setelah menikahi rakyat jelata. Langkah ini dinilai kurang kontroversial dibandingkan menerima perempuan sebagai Kaisar Jepang.

Saat ini, jumlah anggota Kekaisaran Jepang hanya tersisa 17 orang. Naruhito hanya memiliki dua calon penerus takhta — adik laki-lakinya Akishino dan putranya yang masih remaja, Hisahito, satu-satunya anggota di bawah umur dari keluarga kerajaan yang mulai beruban.


Kaisar Baru Jepang

Infografis Naruhito Kaisar Baru Jepang. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya