CEO Pfizer Beri Peringatan Ini Buat Orang yang Sudah Divaksinasi Penuh

CEO Pfizer memberi peringatan ini untuk mereka yang sudah divaksinasi penuh

oleh Sulung Lahitani diperbarui 18 Mar 2022, 13:04 WIB
Pegawai Kementerian Kesehatan Palestina menunjukkan botol vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech saat vaksinasi siswa sekolah berusia 12 tahun ke atas di Desa Dura, Hebron, Palestina, 24 November 2021. Total kasus COVID-19 di Palestina mencapai 428.857, meninggal 4.520, sembuh 421.669. (HAZEM BADER/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Mengikuti lonjakan varian Omicron terbaru, jumlah kasus positif Covid telah menurun secara signifikan selama sebulan terakhir. Bahkan, juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, mengklaim bahwa puncak kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia akhirnya berakhir.

"Indonesia berhasil melalui puncak Omicron yang ditunjukkan dengan tren perbaikan data-data kasus secara menyeluruh," kata Wiku dalam konferensi pers secara daring, Selasa (15/03/2022).

Dalam dua pekan terakhir, angka kasus Covid-19 varian Omicron mengalami penurunan. Dari 475.951 pasien atau 8,28 persen pada 6 Maret 2022, menjadi hanya 342.896 pasien atau 5,82 persen pada 13 Maret 2022.

Meski demikian, kita tidak boleh lengah. Seperti yang telah kita saksikan selama dua tahun terakhir, virus ini memiliki kemampuan untuk datang kembali secara bergelombang, dan banyak ahli memperingatkan bahwa perjuangan belum berakhir.

Selama wawancara pada 13 Maret di Face the Nation CBS, pembawa acara Margaret Brennan membahas pandemi dengan CEO Pfizer Albert Bourla, menanyakan apakah vaksin booster lain diperlukan, bahkan bagi mereka yang sudah mendapatkan tiga dosis. Menurut Bourla, vaksin keempat akan sangat penting.

"Saat ini, cara yang telah kita lihat, itu perlu," kata Bourla.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 


Efektivitas yang tidak bertahan lama

Seorang perawat menyiapkan dosis vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech di Rumah Sakit Santa Maria di Lisbon, Portugal (27/12/2020). Peluncuran vaksin dilakukan ketika kasus strain baru COVID-19 yang lebih menular dikonfirmasi di beberapa negara Eropa serta Kanada dan Jepang. (Xinhua/Pedro Fiuza)

Menurut CEO Pfizer, perlindungan yang diterima orang-orang dari vaksin booster pertama "sebenarnya cukup efektif" terhadap rawat inap dan kematian. Tetapi efektivitasnya terhadap infeksi umum dari virus mungkin tidak cukup baik.

"Itu tidak bertahan lama," jelas Bourla.

Pfizer saat ini mengirimkan data pada suntikan vaksin keempat ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), dan Bourla mengatakan ini akan memungkinkan dunia untuk melihat apa yang dikatakan para ahli di luar produsen vaksin tentang perlunya booster lain.

 


Bakal ada booster-booster lainnya

Pekerja medis menerima vaksin COVID-19 Pfizer di Fujita Health University Hospital, Toyoake, Rabu (1/12/2021). Jepang mulai memberikan suntikan booster COVID-19 kepada petugas kesehatan di tengah kekhawatiran atas varian omicron yang telah terdeteksi di negara itu. (Mizuki Ikari/Kyodo News via AP)

Namun demikian, Pfizer percaya bahwa dosis booster mungkin tidak hanya berhenti pada suntikan ketiga atau keempat. Ia memberi tahu bahwa orang mungkin harus mempersiapkan diri untuk suntikan booster dengan COVID setiap beberapa bulan, cara yang sama dalam hal pengaplikasian vaksin flu.

Pfizer sedang mengerjakan bidikan tunggal yang akan melindungi dari semua varian, termasuk Omicron, dan dapat melindungi setidaknya selama satu tahun, menurut Bourla.

"Kita tahu bahwa durasi perlindungan tidak berlangsung lama," katanya. "Tidak hanya vaksinnya, tetapi juga orang-orang yang sakit. Mereka tidak mendapatkan perlindungan kekebalan yang sangat tahan lama. Jika Anda sakit, Anda bisa sakit lagi tahun depan."

 


Covid-19 tidak akan hilang dari Bumi

Tenaga kesehatan menyiapkan booster vaksin virus corona COVID-19 Pfizer-BioNTech untuk tenaga kesehatan di Rumah Sakit Bangkok Metropolitan Administration General, Bangkok, Thailand, Selasa (10/8/2021). Kasus COVID-19 di Thailand mencapai 736.522 kasus sejak awal pandemi. (AP Photo/Sakchai Lalit)

Pada catatan positif, Bourla mengatakan bahwa jika Pfizer mampu mencapai booster vaksin yang sedang dibuatnya, seharusnya cukup mudah bagi orang untuk hanya mendapatkan satu suntikan tahunan, yang akan memungkinkan kita untuk kembali ke cara kita dulu hidup.

“Jelas kita tidak berada di tempat yang kita semua inginkan, yaitu COVID ada di belakang kita. Saya pikir saat ini kita memiliki alat yang sangat signifikan di tangan kita sehingga kita bisa secara bertahap, saya pikir, kembali ke kehidupan normal kita,” ujar Bourla.

"Tetapi kita perlu memahami bahwa COVID tidak akan hilang di tahun-tahun mendatang. Kita harus belajar bagaimana menghadapinya, dan kita bisa, karena kita hidup dengan banyak, begitu banyak virus lain," pungkasnya.


Infografis

Infografis Indikator Negara Keluar dari Masa Krisis Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya