Penerima Dosis Lengkap Pfizer yang Disuntik Vaksin Booster Moderna Miliki Antibodi Jauh Lebih Tinggi

Bila vaksinasi ke-1 dan ke-2 mendapat vaksin booster lalu vaksin booster Moderna memiliki antibodi yang tinggi

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 18 Mar 2022, 16:31 WIB
Pekerja mengemas box berisi vaksin Moderna COVID-19 untuk pengiriman di pusat distribusi McKesson di Olive Branch, Mississippi, AS, Minggu (20/12/2020). Pemerintah federal berencana selama seminggu mendistribusikan total 7,9 juta dosis vaksin dari Moderna dan Pfizer Inc. (AP Photo/Paul Sancya, Pool)

Liputan6.com, Jakarta - Pusat Nasional untuk Penyakit Menular di Singapura (NCID) menemukan bahwa orang dewasa yang lebih tua yang disuntik vaksin booster Moderna akan mendapat antibodi jauh lebih tinggi.

Temuan ini didasarkan pada uji klinis yang dilakukan terhadap 100 peserta yang telah menerima vaksin Pfizer - BioNTech/ Cominarty saat vaksinasi COVID-19 ke-1 dan ke-2.

Para peserta terdiri dari populasi di bawah 60 tahun dan setengahnya lagi di atas 60 tahun atau lanjut usia (lansia).

Saat mengumumkan hasil penemuannya pada Kamis, 17 Maret 2022, NCID mengatakan bahwa tidak hanya respons antibodi yang lebih tinggi, vaksin booster Moderna juga dapat melawan SARS-CoV-2 atau Virus Corona 'yang lebih liar'.

Bahkan, ampuh dalam melawan varian-varian yang tengah menjadi perhatian, dari Alpha hingga Omicron.

 


Vaksin Booster Moderna Setelah Vaksinasi Gunakan Pfizer

Dalam perpanjangan kerja sama yang dilakukan pada Jumat (4/12/2020), Moderna Inc sepakat menambah 4 juta dosis vaksin COVID-19 untuk Israel.(AFP/Joel Saget)

Studi ini juga menemukan bahwa pada hari ketujuh setelah memeroleh suntikan vaksin dosis ketiga atau lanjutan, tingkat antibodi untuk kelompok tersebut dua kali lebih tinggi. Lalu 1,5 kali lebih tinggi pada hari ke-28.

"Tingkat antibodi penetral terhadap Omicron dengan Pfizer - BioNTech/ Cominarty adalah 72,8 persen pada hari ke-28 dibandingkan 84,3 persen dengan Moderna," kata NCID dikutip dari situs Channel News Asia pada Jumat, 18 Maret 2022.

Namun, untuk orang dewasa yang lebih muda, perbedaan seperti itu tidak diamati. Apakah peserta yang menunjukkan tingkat antibodi yang sama telah menerima vaksin booster Moderna atau Pfizer -BioNTech/ Comirnaty.

 


Reaksi yang Terjadi

Botol bertuliskan "Vaksin COVID-19" terlihat di sebelah logo perusahaan biotek Moderna, Paris, Prancis, 18 November 2020. Vaksin COVID-19 buatan Moderna diprediksi segera lolos BPOM Amerika Serikat (Food and Drug Administration atau FDA). (JOEL SAGET/AFP)

Lebih lanjut NCID, mengatakan, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI yang akan dirasakan penerima vaksin booster Moderna umumnya ringan dan terjadi sebentar.

Paling sering adalah nyeri di tempat suntikan dalam waktu 72 jam setelah booster, kelelahan, diikuti nyeri otot sebagai reaksi umum.

Untuk peserta berusia 60 dan lebih tua, demam, lemah, dan gampang lelah lebih sering terjadi pada mereka yang menerima Moderna sebagai dosis booster.

NCID menyebut bahwa tidak ada peserta yang memiliki efek samping yang serius.

Meski begitu, NCID tetap akan terus mengamati dan melengkapi studi dari uji klinis internasional lainnya.

"(Mereka) memberikan data lokal yang meyakinkan bahwa dosis ketiga vaksin mRNA aman dan efektif untuk meningkatkan respons kekebalan," kata pemimpin uji klinis, Dr Barnaby  Young.

"Individu yang berisiko lebih tinggi terkena COVID-19 parah seperti orang dewasa yang lebih tua (60 tahun ke atas) lebih cenderung memiliki tingkat antibodi yang rendah enam bulan setelah vaksinasi primer, jadi, penting bagi kelompok ini untuk menerima suntikan booster," pungkas Barnaby.


Infografis Batas Kedaluwarsa 6 Vaksin COVID-19 Diperpanjang

Infografis Batas Kedaluwarsa 6 Vaksin COVID-19 Diperpanjang (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya