Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memprediksi tren kenaikan harga komoditas utama dunia akan berlangsung hingga 2030 mendatang.
Menurutnya, tren kenaikan ini dipicu oleh tiga persoalan besar yang tengah dihadapi dunia. Yakni, pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, gangguan supply chain atau rantai pasok, hingga perang Rusia vs Ukraina.
Advertisement
"Gonjang-ganjing supply chain, itu karena covid juga. Sehingga, kenaikan harga komoditas yang kita lihat hari ini akan meningkat sampai 2030," katanya dalam Sidang Dewan Pleno HIPMI di Bali, Jumat (18/3).
Meski begitu, Erick meminta masyarakat tidak perlu mengalami ketakutan berlebihan dalam merespon tren kenaikan harga komoditas dunia, termasuk bahan pangan. Mengingat, perekonomian Indonesia terus menunjukkan perbaikan seiring melandainya kasus harian Covid-19.
Selain itu, Pemerintah juga terus memperbaiki pengelolaan sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah. Antara lain dengan mendorong hilirisasi di sektor pertambangan mineral dan batubara (minerba).
"Kemudian, potensi ekonomi digital kita sangat besar dan terus tumbuh," imbuhnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Program Makmur
Selanjutnya, pemerintah melalui Kementerian BUMN juga terus meluas cakupan Program Makmur untuk memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Program makmur sendiri merupakan bentuk pengawalan dan pendampingan intensif kepada petani dan budidaya pertanian yang didukung teknologi maju.
"Artinya, agriculture juga menjadi kunci pertumbuhan ekonomi kita. Karena itu, Program Makmur ini yang awalnya ditargetkan 50 ribu hektare, InsyaAllah tahun ini akan 200 ribu hektare," tutupnya.
Advertisement