Liputan6.com, Jakarta Perusahaan teknologi finansial atau fintech, PT Fintek Digital Indonesia (Kredito) membidik penyaluran pinjaman sebesar Rp3,3 triliun pada 2022, meningkat 126 persen dibandingkan akumulasi penyaluran kredit pada 2021 yang mencapai Rp 1,46 triliun.
Direktur Kredito Daniel Soelistyo meyakini target tersebut tercapai seiring Kredito yang sudah mendapatkan izin dari OJK pada tahun lalu sehingga membuka peluang yang signifikan untuk berkolaborasi dengan berbagai lembaga keuangan.
Advertisement
Kini, Kredito telah menjalin kerja sama dengan Bank Neo Commerce dan Bank Jago untuk loan channeling.
"Status izin dari OJK telah memudahkan Kredito dalam melakukan ekspansi bisnis. Melalui kerja sama yang telah dijalin dengan Bank Neo Commerce dan Bank Jago serta masih terbukanya ruang untuk kolaborasi bersama lembaga pembiayaan maupun keuangan lainnya, kami optimistis target penyaluran kredit Rp3,3 triliun dapat terpenuhi," ujar Daniel dikutip dari Antara, Jumat (19/3/2022).
Selain itu, lanjut Daniel, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum tersentuh layanan institusi keuangan atau unbankable. Berdasarkan laporan Bank Indonesia, sekitar 91 juta orang bersatus unbankable.
Menurut Daniel, dengan kehadiran Kredito yang telah menjalin kerja sama dengan Bank Neo Commerce dan Bank Jago, akan semakin memudahkan masyarakat dalam memperoleh layanan pembiayaan.
"Kredito mempunyai komitmen untuk memberikan akses layanan keuangan berbasis teknologi yang, cepat, mudah, dan aman bagi para pengguna serta masyarakat. Dengan didukung akses terhadap sumber pendanaan berkualitas, Kredito menghadirkan solusi bagi masyarakat yang selama ini kesulitan untuk mendapatkan pembiayaan dari institusi keuangan," kata Daniel.
Selama Januari 2022, Kredito sudah melakukan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 215 miliar dengan Tingkat Keberhasilan Pembayaran 90 Hari (TKB90) terjaga di level 96 persen. Dari sisi nasabah, jumlah peminjam di kredito telah mencapai 360.458 peminjam, di mana 141.318 orang merupakan peminjam aktif.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Prospek Industri Fintech
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kusersyansyah menambahkan, prospek industri fintech lending pada tahun ini memang masih cerah.
Masyarakat sudah terbiasa dengan platform digital lending. Selain itu, pandemi COVID-19 juga diharapkan mereda sehingga perekonomian nasional kembali pulih. Apabila kasus COVID-19 masih naik-turun, maka dapat menimbulkan kecemasan di pasar.
"Kita berharap mudah-mudahan COVID-19 melandai untuk ke depannya, sehingga gangguan terhadap pemulihan bisa diminimalkan. Misalnya nanti masuk Q2 dan pandemi ini sudah berakhir, kami yakin industri fintech lending akan tumbuh dan tetap stabil," ujar Kusersyansyah.
Per Januari 2022, mengacu data yang dirilis OJK, total penyaluran peminjaman industri fintech lending sebesar Rp13,78 triliun atau meningkat 1,6 persen secara bulanan dari Desember 2021 yang mencatatkan Rp13,56 triliun, dengan TKB90 sebesar 97,48 persen. Dari penyaluran Rp13,78 triliun, sekitar Rp8,43 triliun atau 61,21 persen didistribusikan ke sektor produktif.
Advertisement