Liputan6.com, Jakarta - Amazon.com mengatakan telah menutup kesepakatan pembelian MGM senilai USD 8,5 miliar atau sekitar Rp 121,77 triliun (asumsi kurs Rp 14.329 per dolar AS).
Pembelian MGM ini dinilai akan menggabungkan pembuatan film legendaris di balik Rocky dan James Bond dengan raksasa ritel online untuk menarik konsumen melalui video streaming.
Amazon mengatakan akan menyambut semua karyawan MGM ke perusahaan dan bekerja dengan pimpinan studio serta menunjukkan tidak akan ada PHK. Keputusan ini datang setelah tenggat waktu berlaku bagi Komisi Perdagangan Federal AS untuk menentang kesepakatan itu.
Baca Juga
Advertisement
Amazon mengumumkan transaksi pada Mei 2021. Perseroan menawarkan banyak konten untuk menarik konsumen ke Prime yang berharga USD 14,99 per bulan di Amerika Serikat.
Hampir setahun kemudian, Amazon bebas dari rintangan regulasi. Komisi Eropa menyetujui kesepakatan itu Selasa, 15 Maret 2022 tanpa syarat. Demikian juga, Amazon sebelumnya memberi tahu FTC secara substansial memenuhi permintaan informasi tentang kesepakatan itu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
MGM Dukung Penawaran Amazon
Menurut Amazon, staf MGM akan bergabung dengan organisasi Mike Hopkins, Senior Vice President of Prime Video and Amazon Studios.
MGM mendukung penawaran Amazon Prime Video dengan lebih dari 4.000 judul film, serta Licorice Pizza yang dinominasikan Oscar pada 2022 dan daftar panjang acara televisi yang dapat membantu Amazon bersaing dengan Netflix dan Disney+.
Hopkins memuji banyak film dan acara televisi MGM. "Kami menyambut karyawan, pencipta, dan talenta MGM di Prime Video dan Amazon Studios, dan kami berharap dapat bekerja sama,” ujar dia.
Juru Bicara FTC menolak mengomentari transaksi tertentu tetapi mencatat agensi tersebut dapat menantang kesepakatan setelah ditutup jika itu menentukan bahwa hal tersebut melanggar hukum.
FTC memiliki penyelidikan lebih luas yang terbuka ke Amazon sebagai bagian dari penyelidikan antimonopoly pemerintah yang dimulai di bawah pemerintahan Trump ke empat platform teknologi besar termasuk Facebook dan Google.
Advertisement