Wow, Salak Pondoh Jadi Pelajaran Sekolah di Wonosobo

Selain mendorong kearifan lokal, alasan pemilihan pengolahan salak pondoh ini bisa memberikan ilmu kewirausahaan kepada siswa saat dijadikan pelajaran sekolah di Wonosobo

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Mar 2022, 21:00 WIB
Kemudian kekayaan berupa kebun salak pondoh dijadikan inspirasi untuk menjadi atraksi. Selain wisata memetik salak, kemudian dibuatlah paket mengolah salak menjadi berbagai produk olahan.

Liputan6.com, Wonosobo - Sejumlah sekolah di Wonosobo, Jawa Tengah menjadikan potensi wilayahnya menjadi mata pelajaran muatan lokal (mulok). Salah satunya yakni SMP 2 Sukoharjo atau Espero yang menjadikan olahan salak menjadi mulok.

Secara resmi, mulok olahan salak diluncurkan oleh oleh Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat pada acara Gebyar Espero dan Pentas Seni di SMP Negeri 2 Sukoharjo, Rabu-Kami (16-17/3).

Kepala SMP Negeri 2 Sukoharjo (Espero), Saptono mengatakan Sukoharjo merupakan salah satu daerah di Kabupaten Wonosobo yang memiliki potensi salak pondoh yang melimpah. Produksi salak pada tahun 2020 mencapai 54.928 ton.

“Sehingga ini dijadikan pilihan mulok bagi Espero,” katanya, dalam keterangannya, dikutip Jumat (19/3/2022).

Dia menjelaskan, selain mendorong kearifan lokal, alasan pemilihan pengolahan salak pondoh ini bisa memberikan ilmu kewirausahaan kepada siswa. Mulok pengolahan salak ini akan masuk dalam mata pelajaran tertentu yang relevan dengan pengolahan salak.

Harapan ke depan, Mulok yang dipilih dapat benar-benar diterapkan pada peserta didik, agar peserta didik dapat merasakan manfaat dari Mulok tersebut untuk inovasi atau kreasi produk yang bernilai.

"Desa Jebeng Plampitan khususnya dan Sukoharjo umumnya, ini merupakan petani salak, sehingga ini sangat relevan dengan apa yang kita angkat, tema ini, nanti akan incloud di mata pelajaran tertentu yang relevan dengan olahan salak ini, namun yang paling utama adalah di pelajaran prakarya," ungkapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Kata Bupati Afif

Bupati Afif menyalami siswa Espero. (Foto: Pemkab Wonosobo/Liputan6.com)

Kepala Dinas Dikpora Tono Prihatono menegaskan, setiap sekolah memiliki kebijakan untuk menentukan dan mengimplementasikan mulok masing-masing. Dan untuk sistem pembelajaran, standar penilaian ataupun silabus tiap Mulok yang dipilih sekolah nantinya disesuaikan dengan kebijakan sekolah masing-masing.

"Setiap satuan pendidikan SD, SMP, berdasarkan peraturan Bupati wajib untuk menyusun muatan lokal, ada tiga yang diwajibkan bagi sekolah, satu sudah yaitu Bahasa Jawa, sisanya adalah sekolah diberikan keleluasan untuk memilih kearifan lokal di wilayah masing-masing,” ujarnya.

“Dari ini diharapkan menjadi bentuk mendidik kewirausahaan kepada peserta didik, sehingga nantinya sekolah bisa menjalin kerjasama dengan masyarakat setempat untuk mendorong kerifan lokal tersebut yang disesuaikan di wilayah masing-masing," lanjutnya.

Sementara, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengapresiasi dan memberikan penghargaan kepada seluruh civitas SMP Negeri 2 Sukoharjo yang sudah bergerak cepat dalam mengimplementasikan kurikulum muatan lokal tersebut.

"Dengan demikian, langkah yang dilakukan oleh SMP Negeri 2 Sukoharjo sudah tepat, sebagai penyambung wawasan para siswa terhadap potensi sumber daya yang ada di sekelilingnya," ungkap Bupati.

Menurut Afif, hal ini juga merupakan komitmen dalam memperkokoh tekad untuk memberdayakan potensi lokal Wonosobo dalam rangka menyukseskan pembangunan baik di tingkat daerah maupun secara nasional, bahkan internasional.

"Kedepan saya harap akan muncul pengusaha-pengusaha salak yang inovatif, baik dalam pengolahan produk maupun pemasarannya. Saya berpesan kepada Anak-Anakku yang saya cintai dan saya banggakan, untuk terus bersemangat dalam memperluas wawasan pada konteks potensi lokal ini,” jelas bupati.

Tim Rembulan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya