Liputan6.com, Jakarta - Pemulihan dampak pandemi COVID-19 terus didorong di berbagai industri, termasuk sektor event. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), mengutip situs webnya, Sabtu (19/3/2022), ada sekitar 34 juta masyarakat Indonesia bergantung pada keberadaan perhelatan offline event yang saat pandemi dilarang untuk diselenggarakan.
Karena dampaknya tidak kecil, pihaknya mengaku melakukan berbagai terobosan untuk mengembalikan gairah sektor event, kendati masa krisis kesehatan global belum usai. Yang terbaru, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meluncurkan program bertajuk Kharisma Event Nusantara (KEN) 2022.
Baca Juga
Advertisement
Dalam keterangan persnya, Sandi mengatakan, "KEN 2022 adalah wadah kumpulan event berkualitas dari seluruh Indonesia. Kami bangga menancapkan tongkat penting, serta harapan baru bagi kebangkitan industri event Tanah Air, sekaligus mendukung keinginan Indonesia sebagai destinasi event."
Pasalnya, KEN 2022 juga bertujuan mempromosikan destinasi pariwisata, meningkatkan kunjungan wisatawan, dan memberdayakan potensi lokal. Pelaksanaannya juga bermaksud memberi dampak positif terhadap ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan dengan prinsip berkelanjutan.
Co-founder, sekaligus COO PK Entertainment, Harry Sudarma, berharap tahun ke-3 pandemi ini jadi momen pemulihan ruang gerak dan eksplorasi industri event maupun ekonomi kreatif. "Juga, tentunya bisa membuka potensi yang lebih besar bagi para pelaku industri (event)," ungkapnya melalui pesan pada Liputan6.com, Jumat, 18 Maret 2022.
Harry menyambung, setiap tahun sejak pandemi, pihaknya dituntut untuk terus putar otak dan berinovasi. Tujuan utamanya untuk tetap memberi kesempatan kerja bagi rekan-rekan pelaku sektor event di masa sulit dan menantang ini.
Ia berkata, "Sejak 2020, PK Entertainment langsung melakukan pivot dan adaptasi ke ranah virtual. Kami menciptakan salah satu festival daring terbesar bertajuk 'Indonesia Online Fest' di tahun 2020, diikuti festival khusus wanita 'Women’s World Festival.'"
Seiring waktu, mereka juga menyelenggarakan konser hybrid dengan konsep kolaborasi internasional dan destinasi pariwisata super prioritas Indonesia bertajuk "Music Matters." "Kami juga sudah melakukan beberapa acara virtual dengan konsep 3D virtual experience di antaranya Animeland Festival dan GoFoodieland Festival," Harry menambahkan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kondisi Sektor Event di Tahun ke-3 Pandemi
Sepanjang tahun ini, Harry mengatakan, masih ada beberapa festival lagi yang sedang mereka usung konsepnya. Ia mengatakan, "Dengan keadaan pandemi yang sudah semakin kondusif, kami berharap dapat melangsungkan konser-konser artis internasional seperti era pra-pandemi."
Direktur Event Nasional dan Internasional Kemenparekraf, Dessy Ruhati, menyebut bahwa penyelenggaraan event memang salah satu sektor paling rentan terhadap berbagai ancaman, termasuk pandemi COVID-19. Karena sifatnya mengumpulkan banyak orang dan memerlukan intensitas interaksi cukup tinggi, regulasi penyelenggaraan event selalu dinamis mengikuti perkembangan situasi pandemi.
"Saat ini, dengan kondisi pandemi yang membaik, didukung persentase cakupan vaksinasi yang tinggi di Indonesia dan seluruh dunia, memungkinkan fleksibilitas mobilisasi masyarakat dan wisatawan, sehingga sektor event perlahan mulai menggeliat kembali," ia menyebutkan melalui pesan, Sabtu (19/3/2022).
Advertisement
Implementasi 3 Aspek
Dessy menyambung, pihaknya menilai bahwa sektor event, juga pariwisata pada umumnya, belum memiliki inovasi yang cukup signifikan sebelum pandemi COVID-19. "Semua aktivitas event berhenti 100 persen pada awal pandemi karena tidak punya alternatif penyelenggaraan di tengah keterbatasan saat itu," ia mengungkap.
Mengatasi kendala tersebut, Kemenparekraf menekankan perlunya implementasi tiga aspek dalam menghadapi perubahan besar di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif: inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.
"Pada sektor event, aspek inovasi dilakukan dengan memanfaatkan platform digital. Aspek adaptasi, yakni dengan menyusun panduan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environmental Sustainability) pada penyelenggaraan event untuk kemudian diterapkan saat pelaksanaan, serta menggencarkan vaksinasi bagi pekerja event," Dessy memamaprkan.
"Terakhir, aspek kolaborasi berupa kerja sama dengan semua pihak unsur pentahelix untuk pemulihan sektor event," imbuhnya.
Adaptif dan Responsif
Sepanjang tahun ini, Kemenparekraf memberi dukungan bagi penyelenggaraan berbagai event. Itu termasuk dalam kategori olahraga, seni budaya, musik, kuliner, karnaval, dan ekonomi kreatif lain, yang beberapa di antaranya juga masuk dalam program KEN 2022.
"Pendukungan event ini dilakukan untuk menjaga kualitas event dan kesesuaiannya dengan panduan CHSE event yang telah disusun agar dapat menarik minat wisatawan untuk hadir dalam event tersebut," ujar Dessy.
Selaras dengan itu, Harry mengatakan, pelaku sektor event seperti pihaknya memang harus cepat beradaptasi dan responsif terhadap situasi yang ada, termasuk tidak terbatas pada permintaan pelanggan. Kemudian, terus berinovasi karena dengan keadaan yang tidak menentu, fleksibilitas bukan hanya jadi keuntungan, namun juga tantangan.
"Harus banyak upaya kolaboratif, karena di masa yang menantang ini, kita tidak bisa berjalan sendiri. Dengan adanya kolaborasi, kita bisa berjalan bersama dengan lebih cepat dan lebih jauh," ia menyebutkan.
Advertisement
Strategi Pemulihan Industri Event
Kemenparekraf, di sisi lain, Dessy mengatakan, akan menerapkan strategi pemulihan dan penguatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, termasuk event, melalui kebijakan pemulihan dan perluasan pasar. Juga, mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), pengembangan destinasi pariwisata dan infrastruktur ekonomi kreatif, peningkatan resiliensi dan daya saing usaha, serta inovasi produk dan jasa.
"Fokus pemulihan sektor event akan mengacu pada tren pariwisata pascapandemi COVID-19, di mana preferensi wisatawan dalam berwisata akan lebih personalized, customized, dan localized, serta mengutamakan unsur kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan," ia menjelaskan.
Optimisme Kebangkitan Sektor Event
Dessy mengatakan, Kemenparekaraf selalu optimis bahwa 2022 merupakan tahun kebangkitan sektor parekraf dan event di Indonesia. Ini ditandai dengan berbagai penyelenggaraan acara akbar dunia di Tanah Air, seperti MotoGP Mandalika, World Superbike, Presidensi G20, dan Pertemuan kepaladunia dalam Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR).
Ia menyebut, "Penyelenggaraan sejumlah event akbar ini menunjukkan bahwa walau COVID-19 berdampak pada kondisi volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambuiguitas, kepercayaan dunia terhadap Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki best practice dalam penanganan COVID-19 harus dijadikan tanggung jawab untuk selalu optimis berkarya dengan maksimal dan penuh kehati-hatian."
Senada dengan itu, Harry menyatakan pihaknya yakin dan optimis bahwa tahun ini akan jadi momen pulih, bahkan bangkitnya sektor event maupun ekonomi kreatif di Indonesia. "Karena melihat lagi situasi yang semakin kondusif, protokol dan aturan yang semakin optimal, serta melihat dan mengambil inspirasi dari berbagai pasar di seluruh dunia yang juga sudah mulai membuka kesempatan yang jauh lebih baik dan besar bagi pelaksanaan event," ujarnya.
"Selain itu, melihat dari awal 2020 hingga sekarang, ruang gerak dan eksplorasi kami sebagai pelaku industri event terus terbuka semakin lebar, sehingga kami yakin dan optimis bahwa tahun ini akan semakin baik lagi," ia menutup.
Advertisement