Perlahan tapi Pasti, UMKM Banyuwangi Bangkit dari Pandemi

UMKM menjadi salah satu sektor yang paling terdampak dari Pandemi Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Mar 2022, 13:30 WIB
Pelaku UMKM produksi kopi asli Banyuwangi tengah sangrai kopi

Liputan6.com, Banyuwangi UMKM menjadi salah satu sektor yang paling terdampak dari Pandemi Covid-19. Padahal, selama ini UMKM menjadi motor utama penggerak ekonomi nasional. Namun, memasuki 2022, perlahan tapi pasti, mereka bangkit.

Seperti UMKM penghasil produk kopi dengan brand Ijen Coffee. Ahmad Sapowy, pemilik UMKM ini mengaku pesanan kopi miliknya terus meningkat jika dibandingkan awal-awal pandemi Covid-19.

“Dulu memang domestik sendiri permintaannya cukup banyak hingga 2 ton, namun sekarang perlahan permintaan sudah membaik walaupun masih diangka kwintal. Permintaan paling banyak sendiri memang kopi jenis arabica dan luwak yang sangat khas aroma dari wilayah Ijen,” jelas Ahmad kepada wartawan, seperti ditulis Sabtu (19/3/2022).

Tidak hanya itu, Kedai Kopinya di Dusun Pesucen, Desa Kluncing, Kecamatan Licin, Banyuwangi terus dikunjungi banyak wisatawan lokal. Kopi Banyuwangi yang terkenal dengan Arabica dan Luwak nya ini memang sangat disukai oleh para pelancong baik domestik dan mancanegara.

Ahmad mengatakan walaupun situasinya belum kembali seperti sebelum pandemi, ia cukup gembira dengan banyaknya wisatawan yang datang dan mencicipi kopi-kopi bubuk yang ia buat sendiri langsung didapurnya.

Tidak hanya itu, UMKM lain yang mulai bangkit yaitu Pengrajin Anyaman Bambu Desa Gintangan, Banyuwangi.

Permintaan souvenir anyaman berbahan dasar bambu seperti Lampu gantung, topi, Kopiah, Caping dan sendal yang tadinya sempat anjlok hingga 70 persen saat pandemi, saat ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kebanyakan permintaan souvenir ini berasal wilayah Jawa dan Bali.

“Walaupun sempat mengalami penurunan omset selama 2 tahun terakhir sampai 70 persen, Desa Gintangan saat ini sudah perlahan dikunjungi wisatawan sehingga sedikit banyak kami dapat pemasukan darisana," terangnya.

 


Rambah Pasar Ekspor

UMKM anyaman bambu asal Banyuwangi

Yang lebih hebat lagi, kerajinan bambu dari desa ini juga sudah merambah pasar ekspor. Terakhir, Desa Gintangan mengekspor bambu ke Maldives sebanyak 15 ribu lonjor.

"Tidak hanya Sumber Daya Alam bambu saja, namun Sumber Daya Manusia (SDM) pengrajin bambunya juga mengerjakan di Maldives, itu semua karena kualitas SDA dan SDM dari Desa Gintangan, Banyuwangi itu sendiri,” ujar Sukron.

Bangkitnya UMKM Banyuwangi ini juga menjadi dasar PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) untuk meningkatkan perannya di kota ujung Pulau Jawa ini, melalui penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Ke depan Askrindo tetap berkomitmen untuk berpartisipasi memperkuat pemulihan ekonomi nasional khususnya melalui Penjaminan Kredit di segala sektor usaha yang kredibel.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya