Liputan6.com, Dili - Pemungutan suara dibuka di Timor Leste pada Sabtu (19 Maret), ketika negara termuda di Asia itu mengadakan pemilihan presiden kelimanya sejak kemerdekaan, dengan keprihatinan atas stabilitas politik dan keamanan ekonomi di garis depan.
Ke-16 calon presiden termasuk mantan pejuang perlawanan dan Presiden petahana Francisco "Lu Olo" Guterres serta tokoh kemerdekaan dan peraih Nobel Jose Ramos-Horta dan seorang mantan imam Katolik. Demikian seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Sabtu (19/3/2022).
Advertisement
Di tempat pemungutan suara di ibu kota Dili, orang Timor mengenakan masker dan mengantri dengan sabar saat mereka menunggu untuk memilih.
"Kita harus memilih generasi baru agar kita bisa membangun negara ini," kata salah satu pemilih, Jorge Mendonca Soares (42) tentang keinginannya untuk berubah.
Sementara tokoh-tokoh kemerdekaan bangsa masih mendominasi lapangan, untuk pertama kalinya juga ada empat calon perempuan, termasuk wakil perdana menteri Armanda Berta Dos Santos.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pemilu Presiden
Sebuah jajak pendapat baru-baru ini oleh universitas nasional menunjukkan bahwa Ramos-Horta, 72, mantan komandan pasukan pertahanan Lere Anan Timur dan Guterres adalah yang terfavorit.
Jajak pendapat ditutup pada pukul 3 sore dengan indikator awal siapa yang memimpin pemungutan suara diperkirakan akan datang Sabtu malam.
Jika tidak ada kandidat yang memenangkan mayoritas langsung, pemungutan suara akan dilanjutkan ke putaran kedua pada 19 April antara dua kandidat teratas.
Mendekati dua puluh tahun sejak kemerdekaan setelah berakhirnya pendudukan brutal oleh Indonesia, Timor-Leste telah lama berjuang dengan ketidakstabilan politik.
Setelah pemilihan terakhir pada tahun 2018, Guterres menolak untuk mengambil sumpah beberapa menteri dari Kongres Nasional Rekonstruksi Timor-Leste (CNRT), sebuah partai politik yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Xanana Gusmao.
Langkah itu menyebabkan kebuntuan politik yang sedang berlangsung.
Advertisement