Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi baru menunjukkan diet tinggi protein dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada pria.
Dilansir dari FoxNews, peneliti berasumsi, konsumsi terlalu banyak protein dan minim karbohidrat dapat memiliki efek negatif pada testosteron dan kortisol pria.
Advertisement
Ahli gizi Joseph Whittaker dan Miranda Harris, penulis studi tersebut, menerbitkan studi mereka di Nutrition and Health, sebuah jurnal akademis.
Para peneliti membandingkan hasil antara peserta, khususnya pria dewasa, yang menjalani diet tinggi karbohidrat dan peserta yang berpartisipasi dalam diet rendah karbohidrat. Dalam diet rendah karbohidrat, kalori yang hilang diganti dengan protein.
Untuk penelitian ini, diet protein tinggi didefinisikan sebagai diet yang lebih dari 35% kalori berasal dari protein. Diet yang terdiri dari kurang dari 35% protein dianggap sebagai diet protein sedang.
Keracunan protein
Berdasarkan laporan dari New York Post, peneliti utama Joseph Whittaker menjelaskan bahwa tampaknya ada hubungan dengan makan terlalu banyak protein dan memiliki tingkat testosteron yang lebih rendah. Diet tinggi protein menyebabkan kondisi yang disebutnya sebagai keracunan protein.
Kondisi ini terjadi ketika tubuh memecah terlalu banyak protein, yang menghasilkan kadar amonia yang tinggi, yang kemudian menjadi racun. Whittaker berteori bahwa alasan mengapa hal ini menyebabkan kadar testosteron rendah adalah karena tubuh berhenti memproduksi hormon saat fokus memerangi keracunan protein.
Namun, peneliti juga mencatat kalau konsumsi protein dalam jumlah yang tepat ada manfaatnya. Diantaranya, membantu tubuh membangun otot dan merasa kenyang untuk waktu yang lebih lama. Selain itu, diet rendah karbohidrat telah menunjukkan hasil positif dalam penelitian sebelumnya dan dapat menjadi metode yang efektif untuk menurunkan berat badan, asalkan pelaku diet mengikuti diet yang sehat.
Advertisement