Liputan6.com, Sidoarjo - Mbah Ali Mas’ud atau biasa dipanggil KH Ali Mas’ud atau Gus Ud alias Mbah Hud dikenal oleh dunia santri dan masyarakat umum sebagai waliyullah sehingga kerap disebut Wali Tanah Jawa.
Kisah karomah kiai ini sudah kondang. Bahkan, sejak masa kanak-kanak tanda kewaliannya telah tampak.
Dia adalah seorang tokoh agama yang memiliki jasa sangat besar dalam membantu mengatasi problem atau masalah yang dihadapi masyarakat, khususnya masyarakat Pagerwojo, Sidoarjo, Jawa Timur.
Pada umumnya masalah yang dihadapi masyarakat masalah sehari-hari seperti masalah ekonomi, pribadi, masalah usaha dan lain sebagainya.
Baca Juga
Advertisement
Ali Mas’ud dikenal masyarakat karena kelebihan yang beliau miliki yang tidak dimiliki oleh manusia biasa pada umumnya. Kelebihan yang diberikan Allah Swt beliau seringkali diminta bantuan doa oleh masyarakat untuk mengatasi problem kehidupan.
Masyarakat yakin bahwa orang yang memiliki kelebihan doanya mustajab (terkabul) karena dekat dengan Allah SWT. Nama Ali Mas’ud pada awalnya Mas’ud saja.
Nama “Ali” di tambahkan setelah beliau menunaikan rukun Islam yang kelima yakni haji. Sejak itulah nama beliau Menjadi KH Ali Mas’ud. Orang Tuanya dan Garis Keturunannya sampai Sunan Gunung Jati.
Masyarakat desa Pagerwojo dan umum meyakini bahwa beliau merupakan salah satu Waliyullah. Jika disebut Ali Mas’ud, orang yang pernah bergaul dengan beliau akan teringat dengan sosok dan karakter beliau yang bertubuh kecil dan sederhana, namun memiliki sikap yang tegas dan bijaksana.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Kenakalan KH Ali Mas'ud Kecil
Beliau seorang wali Allah yang luar biasa sekali. Hingga tidak ada satupun para ulama di tanah Jawa ini yang tidak kenal beliau. Jika dilihat dari garis nasabnya beliau juga masih keturunan dengan Sayyid Badruddin bin Ali Akbar bin Sulaiman.
Ali Mas’ud mendapat derajat kewalian semenjak masih kecil. Sangat nakal dan banyak tingkah. Hingga membuat sang ayah memarahinya. Sang ayah konon yang ‘alim dan mengajar ngaji di rumahnya. Sering-seringnya saat beliau mengajar ngaji sering terganggu oleh teriakan-teriakan Ali Mas’ud tersebut.
Pernah suatu Ketika ayahnya sangat marah atas kelakuan dirinya karena tidak bisa diam dan selalu teriak-teriak dengan memakai kuda-kudaan yang ia tumpangi. Sambil berlarian dan lompat-lompat. Selalu begitu tanpa melihat waktu yang kurang tepat dan tidak peduli ayahnya sedang mengajar ngaji. Karena suara Gus Ud sangat mengganggu, sehingga ayahnya membentak dan marah sekali.
Semua yang hadir sangat kaget dan takut mendengar bentakan ayah Gus Ud tersebut, tak terkecuali Gus Ud sendiri. Saking takutnya Gus Ud melarikan diri dan dia menghilang selama 3 hari. Dia tidak kelihatan sama sekali jadi keadaan menjadi sepi tidak seperti biasanya.
Kesepian tersebut baru menyadarkan hati ayahnya. Dalam hatinya ayahnya berkata, “Tumben Gus tidak ada suara teriakanmu”.
Ayahnya memanggil putranya tersebut tetapi tidak ada sahutan. Diulangi beberapa kali tetap tidak ada jawaban.
Muncul perasaan tidak enak, maka ayahnya menyuruh santri yang dari Pasuruan untuk mencari Gus Ud kecil itu. Akhirnya santri tersebut mencari Gus Ud kecil kemana-mana, namun tidak membuahkan hasil. Orang tuanya semakin khawatir sebab Gus Ud tidak kunjung ditemukan.
Advertisement
Ditemukan Tidur di Dalam Air Berselimut Sarung
Akhirnya orangtuanya mengerahkan semua santri dan masyarakat sekitar untuk mencari Gus Ud. Konon pencarian tersebut sekitar kurang lebih 3 hari. Setelah sekian lama melakukan pencarian kemana saja Gus Ud tidak ditemukan, salah seorang santri yang merasa kelelahan akhirnya berniat mandi di kamar mandi.
Ia berharap dengan mandi rasa lelahnya akan hilang. Si santri tersebut masuk ke kamar mandi dan mengguyur badannya dengan air, lalu menggosoknya dengan sabun. Pada saat ia memakai sabun matanya tertuju pada sebuah benda di kamar mandi.
Rasanya ada pemandangan yang ganjil di dalam kolam kamar mandi. Seperti ada ikan yang besar di dalam kolam tersebut. Sesekali bergerak pelan, lalu diam lagi. Dia dekati pandangannya ke air kolam tersebut dan memang benar ada sesuatu yang besar terbungkus kain sarung.
Spontan saja si santri merasa ketakutan dan berlari keluar kamar mandi tanpa memakai baju. Setelah ia memakai baju langsung lapor kepada kiainya yang tidak lain adalah ayahnya Gus Ud. Dilaporkan apa yang terjadi, sang Kiai bergegas menuju kamar mandi tersebut.
Karena heboh, para santri dan masyarakat juga ikut menuju kamar mandi. Sampai semua di kamar mandi, sang kiai melihat ke arah kolam dan memang benar ada benda besar di dalam kolam. Diambilnya kayu yang agak panjang untuk menyentuh sesuatu yang ada di kamar mandi tersebut.
Saat tersentuh kayu, benda tersebut bergerak-gerak tidak cepat. Tiba-tiba terbuka bungkusnya yang ternyata sarung yang dipakai selimut dan lebih mengagetkan lagi, ternyata sesuatu tersebut bukan benda melainkan anak kecil.
Dia terduduk setelah tersentuh kayu dan semua terbengong ketika melihat bahwa anak kecil tersebut ialah Gus Ud yang selama ini meraka cari. Ayahnya bertanya kepada Gus Ud. Gus Us menjawab,
“Lagi tidur ayah, saya ngantuk".
“Sejak kapan kamu tidur di situ”, tanya ayahnya lagi. “Ya sejak ayah marah-marah kepada saya”, jawab Gus Ud. Subhanallah, semua ini terjadi atas kuasa Allah.
Penulis:Khazim Mahrur