Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, yang mempertanyakan apakah ibu-ibu di Indonesia hanya mengetahui cara memasak dengan menggoreng, menjadi viral. Tapi, pernyataan itu bisa dimaknai berbeda oleh Pengamat Sosial dan Ekonomi Anwar Abbas.
Kala itu, Megawati heran menyaksikan ibu-ibu yang berebut saat mengantre membeli minyak goreng di tengah kelangkaan. Megawati berpandangan, ada banyak cara memasak selain menggoreng.
Advertisement
"Saya tuh sampai ngelus dada, bukan urusan masalah enggak ada atau mahalnya minyak goreng. Saya itu sampai mikir, jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng? Sampai begitu rebutannya?" ujar Megawati dalam webinar 'Mencegah Stunting untuk Generasi Emas', Kamis (17/3).
Sebelumnya, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, meminta maaf karena kuatnya permainan mafia minyak goreng yang tidak mampu dia kendalikan. Pengamat Sosial dan Ekonomi Anwar Abbas, menilai, keheranan Megawati bisa menjadi senjata menaklukkan apa yang tidak bisa dilawan Mendag Lutfi.
"Saya rasa apa yang disampaikan Ibu Megawati tersebut kalau kita tangkap dengan hati yang jernih malah bisa menjadi sebuah senjata yang sangat ampuh," kata Anwar dalam keterangan pers diterima, Minggu (20/3/2022).
Bedah Pernyataan Megawati
Anwar kemudian membedah, hal tersebut. Dia mengurai, pernyataan Megawati bisa menimbulkan dampak sosial ekonomi dan politik yang positif yang luar biasa besar. Sebab, dengan dipilihnya cara-cara komunikasi sosial di antara sesama ibu-ibu tentu akan semakin meningkat untuk mendiskusikan dan menemukan bagaimana cara yang tepat agar masakan yang mereka buat yang tidak memakai minyak goreng.
"Para ibu cari cara bagaimana agar masakannya tersebut tetap enak, bahkan bisa lebih enak dari yang sebelumnya (tanpa minyak goreng)," jelas dia.
Kemudian, sambung Anwar, dari perspektif ekonomi kalau ibu-ibu atau emak-emak tersebut bisa menyajikan makanan yang enak kepada keluarganya tanpa digoreng, maka hal ini tentu akan sangat memukul usaha dari para mafia dan atau para pedagang besar minyak goreng itu sendiri.
Advertisement
Masakan Tanpa Minyak
"Para mafia tersebut karena akibat dari langkah membuat masakan tanpa minyak goreng, maka permintaan terhadap minyak goreng yang mereka produksi dan jual tentu akan menurun secara drastis dan bila hal ini berlangsung cukup lama maka tentu usaha mereka akan bangkrut," ujar Anwar.
Anwar memastikan, jika minyak goreng tidak selaku itu lagi di pasaran hal ini tentu akan mendorong para mafia atau penimbun minyak goreng di pasaran melepas stock yang sudah mereka simpan. Akibatnya, kehidupan ekonomi terutama yang terkait dengan minyak goreng tentu akan kembali normal.
"Tentu harga juga akan turun karena kalau mereka tidak melakukan hal tersebut maka mereka tentu akan rugi," ucapnya.