Liputan6.com, Kiev - Dalam pidato terbarunya pada Sabtu 19 Maret 2022, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan diadakannya pembicaraan damai secara komprehensif dengan Moskow untuk menghentikan invasinya ke Ukraina.
Mengutip VOA Indonesia, Minggu (20/3/2022), Presiden Zelensky mengatakan Rusia akan menanggung "beberapa generasi" untuk pulih dari kerugiannya akibat perang.
Advertisement
Pasukan Rusia mengalami kerugian besar dan kemajuan mereka sebagian besar terhenti sejak Presiden Vladimir Putin melancarkan serangan pada 24 Februari. Namun mereka telah mengepung kota-kota di Ukraina, meledakkan daerah perkotaan menjadi puing-puing, dan dalam beberapa hari terakhir telah mengintensifkan serangan rudal terhadap sasaran yang tersebar di Ukraina barat, jauh dari medan perang utama di utara dan timur.
Pihak berwenang Ukraina mengatakan pada Sabtu 19 Maret bahwa mereka belum melihat perubahan yang signifikan selama 24 jam terakhir di daerah garis depan. Namun kota-kota seperti Mariupol, Mykolaiv dan Kherson di selatan dan Izyum di timur, terus mengalami pertempuran yang dahsyat.
Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pada Jumat 18 Maret bahwa pihaknya "sementara" kehilangan akses ke Laut Azov yang letaknya sangat strategis terhubung dengan Laut Hitam.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tolak Damai Ukraina Harga Mahal hingga Respons Rusia
Zelenskyy mengatakan penolakan untuk berkompromi akan menjadi harga yang mahal bagi Rusia.
"Saya ingin semua orang mendengar saya sekarang, terutama di Moskow. Waktunya untuk (mengadakan) pertemuan telah tiba, sekarang saatnya untuk berbicara," katanya dalam sebuah pidato melalui video. "Waktunya telah tiba untuk memulihkan integritas teritorial dan keadilan bagi Ukraina. Jika tidak, kerugian Rusia akan sedemikian rupa sehingga Anda perlu beberapa generasi untuk pulih."
Rusia terakhir kali mengakui pada 2 Maret bahwa hampir 500 tentaranya tewas akibat pertempuran. Ukraina mengatakan jumlahnya sekarang telah mencapai ribuan. Reuters belum dapat memverifikasi secara independen jumlah korban yang tewas.
Reuters mengutip Interfax melaporkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow mengharapkan operasinya di Ukraina berakhir dengan penandatanganan kesepakatan komprehensif tentang masalah keamanan, termasuk status netral Ukraina.
Advertisement