Summarecon Agung Bidik Prapenjualan Rp 5 Triliun pada 2022

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) telah meraih marketing sales Rp 630 miliar hingga dua bulan pertama 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 20 Mar 2022, 13:54 WIB
Pengunjung ataupun pegawai Mal Summarecon Serpong wajib scan barcode Pedulilindungi sebagai syarat masuk ke dalam mal di tiap pintu masuk. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta - PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) membidik marketing sales atau prapenjualan Rp 5 triliun pada 2022. Hingga dua bulan, PT Summarecon Agung Tbk meraih marketing sales Rp 630 miliar.

"Dua bulan pertama Rp 630 miliar, jadi kurang lebih 12 persen dari total marketing sales full year target Rp 5 triliun," ujar Sekretaris Perusahaan PT Summarecon Agung Tbk, Jemmy Kusnadi saat webinar EmitenTalk:Property Series-StockbitxSMRA, ditulis Minggu (20/3/2022).

Ia menambahkan, Summarecon Agungbaru meluncurkan satu klaster Leonora hingga kini. Perseroan menawarkan 150 unit dan terjual 120 unit. "Sudah hampir sold out," kata dia.

Adapun pada 2022, perseroan membidik marketing sales Rp 5 triliun. Jemmy menuturkan, marketing sales itu tumbuh sekitar 8-9 persen dari target 2021 sebesar Rp 4,6 triliun. Perseroan meraih marketing sales 2021 sebesar Rp 5,2 triliun.

"(Marketing sales-red) 2021 Rp 5,2 triliun, ada beberapa carry over 2020 Rp 600 miliar. Tahun ini kita targetkan Rp 5 triliun, ada growth 8-9 persen pada 2022," ujar dia.

Untuk mencapai target itu, Jemmy melihat ada dua faktor yaitu volume dan harga yang akan mendukung perseroan. Selain itu, kontribusi marekting sales terbesar dari greater Jakarta dan Serpong. Jemmy menuturkan, dari Serpong ditargetkan 30 persen, sisanya dari Bogor, Bekasi.

"Volume ditargetkan meningkat, sisi pricing ada kenaikan. Dua faktor itu mendorong Rp 5 triliun pada 2022," kata dia.

Jemmy menambahkan, perseroan memiliki segmen penjualan untuk menengah dan upper mid juga mendukung kinerja keuangan.

"Segmen mid dan upper mid, penjualan sangat bagus di segmen itu. Marketing sales di atas Rp 2 miliar cukup bagus, kontribusi lebih besar," kata dia.

Selain itu, target kinerja juga akan didukung dari sejumlah faktor antara lain, harga komoditas, insentif PPN dari pemerintan, dan bunga kredit rendah. Faktor tersebut menurut Jemmy menjadi penopang sektor properti.

"Sektor properti tahun lalu boleh dibilang cukup bagus performance, boleh dibilang faktor commodity boom yang jadi penopang," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Gerak Saham SMRA

Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pada penutupan perdagangan Jumat, 18 Maret 2022, saham SMRA melemah 3,14 persen ke posisi Rp 770 per saham. Saham SMRA dibuka naik lima poin ke posisi Rp 800 per saham.

Saham SMRA berada di level tertinggi Rp 805 dan terendah Rp 765 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.775 kali dengan volume perdagangan 523.543 saham. Nilai transaksi Rp 40,7 miliar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya