ASDP Menjemput Asa, dari Labuan Bajo Menggapai Dunia

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) telah melakukan transformasi bisnis demi bangkit dari pandemi Covid-19

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Mar 2022, 15:24 WIB
Waterfront Labuan Bajo. (dok. BPOLBF)

Liputan6.com, Jakarta "Nenek moyangku tak sekedar melaut...."

Ini merupakan lirik bait pertama dari lagu berjudul 'Nenek Moyangku' ciptaan Ibu Sud. Hanya saja, kata 'seorang pelaut' diganti dengan 'tak sekedar melaut'. Ya, karena menggambarkan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) sekarang. Kok bisa?

Melihat dari sejarah, ASDP Indonesia Ferry dilahirkan di laut, tepatnya untuk mengoperasikan kapal ferry sebagai angkutan penyebrangan. Kalaupun ditanya ke ahli primbon, kala itu Perseroan ini memang 'cocok kerja di air'.

Terbukti, kinerja ASDP Indonesia Ferry terus meningkat. Sebut saja pada 2018, ASDP berhasil mendapatkan untung Rp 261 miliar. Angka ini meroket di 2019, menjadi Rp 318 miliar. Sayangnya, tren kenaikan laba perusahaan ini dihentikan oleh Covid-19. Pada 2020, laba ASDP terkoreksi tajam, tinggal Rp 181 miliar. Namun, pada 2021, ASDP langsung bangkit. Terakhir, pada November 2021, Perseroan berhasil untung Rp 317 miliar.

Catatan saja, keberhasilan bangkitnya ASDP dari badai 'pagebluk' ini bukan lagi mengandalkan hasil primbon yang bilang 'cocok kerja di air' tadi. Perusahaan plat merah ini sukses melakukan berbagai efisiensi dan inovasi bisnis. Inovasi bisnis ASDP salah satunya mulai merambah bisnis properti waterfront di sejumlah pelabuhan yang disinggahi kapal-kapalnya.

Tujuan utamanya hanya satu, yaitu pengembangan bisnis di sektor pariwisata. Seperti diketahui, sektor pariwisata di Indonesia menjadi salah satu penggerak pemulihan ekonomi pasca pandemi. Untuk itu, ASDP tak ingin melewatkan kesempatan ini. Kawasan Terpadu Marina Labuan Bajo, menjadi salah satu waterfront andalan baru ASDP. Kenapa jadi andalan? Mewah dan punya banyak fasilitas berkelas internasional.

Kawasan Terpadu Marina ini sebenarnya sudah diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada 2020. Pembangunannyapun dilakukan bertahap. Terakhir, proyek ini telah menyelesaikan pembangunan Hotel Bintang 5 bernama Meruorah Hotel denga kapasitas 145 kamar, multifunction hall dengan kapasitas 1.000 pax dan Komersial Area yang dinamai Plaza Marina Labuan Bajo.

Bahkan, Meruorah Hotel menjadi satu-satunya hotel yang memiliki multifunction hall dengan kapasitas lebih dari 500 pax di Labuan Bajo.

"Sebagian besar aset ASDP berada di waterfront. Hal ini yang akan mendorong kami untuk terus melakukan inovasi bisnis, salah satunya bisnis waterfront property untuk mendukung konektivitas dan bisnis hospitality," kata Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin saat berbincang dengan Liputan6.com, Minggu (20/3/2022).

Perlu diketahui, Kawasan Terpadi Marina Labuan Bajo ini digarap oleh PT Indonesia Ferry Property yang merupakan anak usaha gabungan dari PT ASDP Ferry Indonesia dengan PT Pembangunan Perumahan. Kolaborasi ini juga sekaligus membuktikan jalannya ekosistem BUMN. Mewahnya kawasan ini menjadikan Perseroan harus menganggarkan investasi Rp 1,17 triliun.

Banyak fasilitas yang dimiliki, selain hotel bintang 5, hall, dan komersial area, juga ada dermaga Ferry & Marina berkapasitas 134 berth, Beach Club yang mampu menampung 200 pax, dan juga masih ada hotel bintang 3. Adanya dua hotel dengan fasilitas berbeda tersebut tentunya menjadikan kawasan ini punya banyak pilihan bagi penikmat keindahan laut Labuan Bajo.

"Rencana Pembangunan Dermaga Marina dengan kapasitas 134 berth dapat melayani sandar yacht," tambah Selvy.

Tidak hanya itu, Selvy menuturkan, Kawasan Terpadu Marina Labuan Bajo juga akan dioperasikan dengan berbasis teknologi dengan membentuk Community Development. Caranya, memberikan space kepada para pelaku UMKM yang akan didukung dengan aplikasi 'KIOS DIGITAL' sebagai platform transaksi. Selain itu, aplikasi lain yang digunakan sebagai operasional hotel yakni PMS (Property Management System), OTA (Online Travel Agent), dan Wholesale.

Hadirnya Kawasan Terpadu Marina Labuan Bajo ini nampaknya juga disambut baik oleh masyarakat daerah. Bagaimana tidak, proyek BUMN ini otomatis membuka lapangan kerja baru. Data ASDP menyebutkan, proyek telah menyerap 80 persen tenaga kerja dari putra putri daerah Manggarai Barat sebagai karyawan Hotel Meruorah.

Selain itu, juga memberikan banyak manfaat kepada warga lokal diantaranya area waterfront Hotel Meruorah yang dapat diakses oleh publik sebagai fasilitas umum menikmati keindahan Labuan Bajo.

 


Bangkitkan Ekonomi Manggarai Barat

Jumlah pengunjung Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo

Gayung bersambut, hadirnya infrastruktur baru di Labuan Bajo ini menjadi modal utama para perusahaan agen perjalanan untuk bisa menawarkan paket-paket wisata baru di destinasi Super Prioritas ini.

"Mulai banyaknya pemerintah pusat menggarap Labuan Bajo ini tentu menjadi modal positif bagi kawasan wisata ini untuk makin mendunia. Komitmen kami akan mendukung dengan menawarkan berbagai paket wisata yang semakin special," tutur Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Abed Frans kepada Liputan6.com.

Kawasan Terpadu Labuan Bajo ini juga bakal menjadi senjata baru Pemerintah Daerah Manggarai Barat untuk bisa menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selama ini, sektor pariwisata memang menjadi penggerak utama ekonomi wilayah tersebut.

Dikutip dari data Pemerintah Daerah Manggarai Barat, jumlah wisatawan di Labuan Bajo menurun drastis pada 2021, hanya 60 ribu wisatawan. Jumlah ini jauh berbeda jika dibandingkan sebelum masa pandemi yang selalu di atas 200 ribu wisatawan setiap tahunnya. Pada 2022 ini, Pemda Manggarai Barat lebih hati-hati dalam menentukan target kunjungan wisatawan, yaitu sebanyak 150 ribu wisatawan.

Bicara soal Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dikutip Liputan6.com dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2019 Pemda mencatatkan penerimaan Rp 38 miliar. Kemudian pada 2020 turun drastis menjadi Rp 5,5 miliar, dan 2021 sebesar Rp 4,6 miliar.

"Mereka (Pemda) lebih hati-hati dalam menentukan sejumlah target di 2022, meski belum kembali seperti sebelum pandemi, banyaknya proyek pemerintah pusat di Labuan Bajo ini mampu memberikan optimisme kami bagi para pelaku usaha di NTT," tandas Frans.

Tabel tren jumlah wisatawan yang datang ke Labuan Bajo

Makin Mendunia di Presidensi G20

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menaikkan tarif di Pelabuhan Kayangan, NTB mulai 1 Maret 2022. (Dok ASDP)

Pengembangan Labuan Bajo melalui Kawasan Marina oleh ASDP ini nampaknya akan semakin mendunia pada tahun ini. Mengapa demikian? Dalam Presidensi G20 Indonesia, Kawasan Marina Labuan Bajo juga akan menjadi tuan rumah sejumlah rangkaian event yang melibatkan negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.

Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, setiap BUMN menyatakan kesiapannya untuk mensukseskan Presidensi G20 Indonesia.

"Ekosistem BUMN siap mensukseskan Presidensi Indonesia di G20. Berkolaborasi dan bergerak dengan seluruh daya serta upaya dari hulu ke hilir," ujar Erick Thohir.

Erick Thohir menambahkan bahwa dukungan tersebut meliputi mulai dari infrastruktur, telekomunikasi, energi, hingga transportasi. Dalam hal ini, ASDP menjadi tokoh utama dalam infrastruktur dan juga transportasi.

Presidensi Indonesia di G20 merupakan kehormatan bagi bangsa Indonesia sekaligus bukti kepercayaan dunia bahwa Indonesia bisa memimpin sebuah forum yang memecahkan isu dan tantangan besar di dunia sekaligus menunjukkan jati diri Indonesia sebagai bangsa yang besar.

Erick Thohir juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama mendukung dan menyukseskan perhelatan KTT G20 Indonesia tahun ini.

"Ayo bersama-sama menjadi energi kesuksesan Presidensi Indonesia di G20. Recover Together, Recover Stronger," kata Erick.

Kawasan Marina Labuan Bajo akan menjadi tuan rumah sejumlah penyelenggaraan agenda G20, yaitu 1st TWG Meeting – Mei 2022, SAI20 Senior Official Meeting & Seminar – Juni 2022, 2nd ETWG Meeting – Juni 2022, 2nd Sherpa Meeting – Juni 2022, 3rd DEWG Meeting – Juli 2022.

Selanjutnya juga masih ada 3rd TIIWG Meeting – September 2022, G20 Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting – September 2022, [SE] Side Session: Workshop on the identification of measures in Balancing Interest – September 2022, dan [RTG] Transforming SMEs – September 2022.

Kecerdasan ASDP dalam bertransformasi, mengambil peluang kebangkitan ekonomi, jelas menjadi kunci bisnis berkelanjutan BUMN yang awalnya hanya 'cocok kerja di air' tersebut.

Jika, nenek moyangku tak lagi sekedar melaut, maka ASDP kini gemar mengarung luas samudra, menerjang ombak (pandemi) tiada takut, menempuh badai (transformasi bisnis) sudah biasa.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya