Liputan6.com, Jakarta - Anomali hadir dalam diri Carolina Marin. Datang dari negara dengan bulu tangkis bukanlah olahraga utama, dia sukses mengguncang dunia lewat torehan prestasi.
Berawal dari gelar All England 2015. Marin lalu menjuarai berbagai turnamen level tinggi dan menjadi juara dunia tiga kali.
Advertisement
Menduduki peringkat pertama selama 66 pekan, capaian besar lain adalah membawa pulang medali emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.
Sayang cedera mengganggu kinerjanya pada beberapa tahun terakhir. Masalah tersebut membuatnya gagal mempertahankan gelar di Olimpiade.
Namun, Marin bukanlah satu-satunya anomali di badminton. Dunia tepok bulu sudah tercengang beberapa dekade sebelumnya karena kehadiran Eva Twedberg.
Swedia Tersukses
Jika Marin datang dari Spanyol, Twedberg berasal dari Swedia. Mereka besar dengan pengaruh bulu tangkis minim karena masyarakat setempat lebih menyukai sepak bola.
Namun, keduanya sama-sama berprestasi. Capaian terbaik Twedberg adalah menjuarai All England dua kali pada edisi 1968 dan 1971.
Total dia mengoleksi 44 gelar semasa aktif bermain periode 1960 hingga 1976. Koleksi tersebut menjadikannya pebulu tangkis Swedia tersukses sepanjang sejarah.
Advertisement
Melesat Dikepungan Denmark
Twedberg melesat di bawah kepungan negara tetangga di kawasan Skandinavia yang lebih piawai melahirkan pebulu tangkis kelas dunia: Denmark. Seperti diketahui, Denmark merupakan negara Eropa terdepan dalam meraih prestasi di bulu tangkis.
Mereka menyalip Inggris yang stagnan setelah membangun cabang olahraga ini.
Infografis
Advertisement