Lonjakan Kasus Terjadi di Beberapa Negara, WHO Peringatkan Pandemi Covid-19 Belum Berakhir

Setelah beberapa minggu penurunan kasus baru COVID-19 dilaporkan, jumlahnya kini dikatakan kembali meningkat secara global.

oleh Camelia diperbarui 21 Mar 2022, 10:04 WIB
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah beberapa minggu penurunan kasus baru Covid-19 dilaporkan, jumlahnya kini dikatakan kembali meningkat secara global terutama di beberapa bagian Asia dan Eropa Barat, kata Organisasi Kesehatan Dunia WHO.

"Peningkatan ini terjadi meskipun ada pengurangan pengujian di beberapa negara, yang berarti kasus yang kami lihat hanyalah puncak gunung es," direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, PhD, mengatakan pada konferensi pers hari Rabu (16/3/2022).

Akibatnya, wabah lokal dan lonjakan kasus Covid-19 kemungkinan besar terjadi, terutama di daerah-daerah di mana langkah-langkah untuk mencegah penularan telah dicabut, katanya. Dan tingkat kematian tetap tinggi di banyak negara, terutama negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang rendah.

"Setiap negara menghadapi situasi yang berbeda dengan tantangan yang berbeda, tetapi pandemi belum berakhir. Saya ulangi, pandemi belum berakhir," kata Tedros dikutip dari WebMD, Senin (21/3/2022).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Lonjakan kasus COVID-19 di beberapa negara

Seorang perempuan mengenakan masker saat melintasi Jembatan Westminster di London, Kamis (9/12/2021). Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah mengumumkan pembatasan yang lebih ketat untuk membendung penyebaran varian baru Covid-19, omicron. (AP Photo/Frank Augstein)

Pernyataannya muncul di tengah peningkatan 46% kasus Covid-19 yang dilaporkan di Inggris dan lonjakan jumlah kasus di China. Di seluruh dunia, kasus Covid-19 mingguan naik 8%, WHO mengumumkan, meskipun ada penurunan yang signifikan dalam pengujian untuk Covid-19.

“Mengingat laporan-laporan ini, kita harus sangat berhati-hati. Kita perlu memperhatikan ini dengan sangat hati-hati, dan kita perlu fokus untuk mendapatkan vaksinasi yang tepat bagi yang paling rentan," kata Michael Ryan, MD, direktur eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO.

"Virus ini masih mudah berpindah-pindah. Dalam konteks menurunnya kekebalan dan fakta bahwa vaksin tidak bekerja dengan sempurna, kemungkinan besar virus ini akan bergema di seluruh dunia," kata Ryan.


Virus Corona dapat bertahan lama

Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin untuk warga di MTs As-Syafiiyah, Cilangkap, Jakarta, Kamis (3/6/2021). Vaksinasi massal di zona merah RT 03/RW 03 Cilangkap akibat klaster halal bi halal itu dilakukan terhadap warga yang telah menjalani tes usap dengan hasil negatif. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Virus Corona bisa bertahan lama, bahkan di komunitas kecil, menunggu kesempatan berikutnya untuk menyebar. Bahkan ketika konflik di Ukraina memasuki minggu keempat, sistem pengawasan dan pelaporan Covid-19 sebagian besar tetap utuh, kata Adelheid Marschang, MD, petugas darurat senior untuk Program Darurat Kesehatan WHO.

"Kami melihat pada saat yang sama bahwa pengujian telah menurun," katanya. Namun, kami telah melakukannya sekarang, saya pikir, ada lebih dari 30.000 kasus baru."


Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19

Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya