IHSG Bakal Menguji Posisi 7.000 pada 21-25 Maret 2022

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran support 6.800 dan resistance 7.150 pada 21-25 Maret 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 21 Mar 2022, 08:18 WIB
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal konsolidasi pada 21-25 Maret 2022. Sentimen invasi Rusia ke Ukraina masih membayangi IHSG.

Pengamat pasar modal, Wahyu Laksono mengatakan, sentimen masih mengenai  terkait perundingan Rusia-Ukraina dan dampak kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

"Pekan nanti belum ada agenda signifikan yang bisa mengubah isu," kata Wahyu saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Senin (21/3/2022).

Dia juga menambahkan,  kondisi bursa saham AS  wall street dan Eropa yang positif dapat juga mendorong penguatan IHSG pada pekan ini.

"Namun buat IHSG, bisa jadi ini cenderung jadi netral, saat isu memanas IHSG justru jadi alternatif signifikan yang memicu harga ke record,” ia menambahkan. 

Sementara itu, Wahyu menuturkan IHSG bergerak di level support 6.800 dan resistance 7.150.

Sedangkan, pengamat pasar modal Satrio Utomo sebut IHSG bergerak di level support 6.900 dan resistance 7.100.

“Hanya saja karena berada di sekitar ATH (All Time High). Maka setiap di atas 7.000 atau tembusan record akan sangat rentan koreksi,” ujar Satrio. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Saham Pilihan

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Untuk saham pilihan, Wahyu memilih saham yang utamanya potensial bagi emiten kapitalisasi besar, emiten perbankan, serta komoditas atau energi. Ia juga menambahkan, untuk alternatif bisa memilih saham emiten transportasi, telekomunikasi, konsumer dan kesehatan.

Sedangkan untuk saham pilihan dari Satrio Utomo antara lain saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Timah Tbk (TINS). Namun, posisi buy on weakness

Dia juga menambahkan, saham dari sektor batu bara juga perlu dicermati, seperti  batu bara  PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT. TBS Energi Utama Tbk (TOBA).

Selain itu, Satrio juga mengingatkan para pelaku pasar untuk berhati-hati pada saham sektor konstruksi.

"Kalau untuk konstruksi sebaiknya take profit dulu,” pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya