Bursa Saham Asia Melesat, Harga Minyak Naik 3 Persen

Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin kenaikan di bursa saham Asia dengan naik 1,18 persen pada awal perdagangan.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 21 Mar 2022, 09:18 WIB
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Senin pagi, (21/3/2022). Investor bereaksi terhadap rilis suku bunga pinjaman acuan terbaru China dan harga minyak juga melonjak sekitar 3 persen.

Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin kenaikan di bursa saham regional dengan naik 1,18 persen pada awal perdagangan. Sementara itu, perdagangan saham China Evergrande yang tercatat di Hong Kong dihentikan pada awal pekan ini, menurut pengumuman bursa. Tidak ada alasan langsung yang diberikan untuk penghentian perdagangan tersebut.

Bursa saham China juga menguat dengan indeks Shanghai menguat tipis. Indeks Shenzhen mendaki 0,36 persen. Sementara itu, suku bunga pinjaman satu tahun China dipertahankan3,7 persen. Hal ini sejalan dengan harapan dari survei Reuters.

Indeks ASX 200 menguat 0,28 persen di Australia. Sedangkan indeks Korea Selatan Kospi turun 0,18 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang melonjak 0,43 persen. Bursa saham Jepang libur.

Di sisi lain, harga minyak melambung pada jam perdagangan di Asia dengan harga minyak Brent bertambah 3,07 persen menjadi USD 111,24 per barel. Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat naik 3,12 persen menjadi USD 107,97 per barel.

Indeks dolar AS berada di posisi 98,30, dari sebelumnya di posisi USD 98,5. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 119,25 per dolar AS. Dolar Australia berada di posisi 0,7409.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penutupan Wall Street pada 18 Maret 2022

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 18 Maret 2022. Bahkan rata-rata indeks acuan di wall street mencatat pekan terbaik dalam lebih dari setahun.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 274,17 poin atau 0,8 persen dalam lima hari berturut-turut menjadi 34.754,93. Indeks S&P 500 naik 1,1 persen menjadi 4.463,12. Indeks Nasdaq bertambah 2,05 persen menjadi 13.893,84.

Dua indeks melonjak dalam empat hari berturut-turut. Rata-rata indeks acuan mencatat pekan terbaik sejak November 2020.

Pada pekan ini, indeks S&P 500 mencatat kenaikan 6,1 persen. Indeks Dow Jones menguat 5,5 persen. Indeks Nasdaq bertambah 8,1 persen.

Investor terus mencerna berita dari the Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat (AS) pada awal pekan ini. Selain itu, kenaikan kasus COVID-19 di Eropa yang berasal dari subvariant yang muncul dan perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.

"Hal terburuk tentang krisis apa pun adalah ketidakpastian. Anda tidak tahu apa artinya dan ke mana arahnya, dan Anda bereaksi keras sebagai investor untuk menyingkir,” Chief Investment Strategist The Leuthold Group, Jim Paulsen dikutip dari CNBC, Sabtu, 19 Maret 2022.

Namun, ia menilai pasar telah menunjukkan sedikit lebih baik dan kejatuhan ekonomi tidak akan terjadi.

Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden berbicara dengan Presiden China Xi Jinping membahas invasi Rusia ke Ukraina. Xi menuturkan kepada Biden, Amerika Serikat dan China masing-masing memiliki kewajiban untuk mempromosikan perdamaian.

Rusia telah mengajukan permintaan bantuan militer dan ekonomi dari China. Panggilan itu dipandang sebagai ujian kritis apakah Biden dapat meyakinkan Beijing untuk tetap berada di sela-sela konflik.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya