Liputan6.com, Jakarta Hari Down Syndrome Sedunia jatuh setiap 21 Maret 2022. Guna memperingati hari tersebut, Yayasan Ananda Mutiara Indonesia (Y-AMI) menyelenggarakan khitan anak spesial termasuk untuk penyandang down syndrome.
Khitan ini berlangsung di Aula Kantor Desa Pakisaji, Malang, Jawa Timur pada Minggu 20 Maret 2022.
Advertisement
Menurut Ketua Umum Y-AMI, Yenni Darmawanti, SE ini merupakan khitan ke-9 yang mereke gelar. Khitan kali ini diikuti 28 anak dari berbagai ragam disabilitas.
“Down syndrome 3, Tuli 2, cerebral palsy 3, hiperaktif 5, autisme 5, disabilitas netra 1, disabilitas daksa 2, tunagrahita 3, disabilitas wicara 2, penyakit jantung bawaan 2,” kata Yenni kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan teks, Senin (21/3/2022).
Peserta pun memiliki usia yang beragam mulai dari 6,5 hingga 20 tahun. Namun, rata-rata peserta berkisar usia 15.
Simak Video Berikut Ini
Tangis Haru Para Ibu
Khitan menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian anak, apalagi bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), lanjut Yenni. Penanganan khitan ABK sering lebih sulit ketimbang anak non disabilitas.
Ini menjadi salah satu penyebab mengapa anak-anak disabilitas baru dikhitan ketika usianya sudah remaja atau dewasa. Di samping itu, sulitnya menemukan tempat khitan khusus bagi anak spesial juga tidak mudah. Tak heran, ketika anak-anaknya berhasil dikhitan, para ibu menangis terharu.
“Karena banyak yang dewasa baru berkhitan, saat selesai khitan, ibu-ibu berhamburan ke saya menangis terharu anaknya sudah berhasil dikhitan.”
“Karena sebelumnya sudah 2 kali ke rumah sakit tidak berhasil dan sering dapat bullying dari tetangga kalau khitan ABK pakai gergaji karena anaknya banyak tingkah. Meskipun candaan tapi membuat anak juga ketakutan,” kata Yenni.
Advertisement
Penuhi Hak Kesehatan Anak
Sebelumnya, Yenni menyampaikan, khitan sebagai prosedur kesehatan menjadi hal penting bagi anak penyandang disabilitas maupun anak secara umum.
Selain baik untuk kebersihan diri, khitan juga merupakan salah satu bentuk pemenuhan hak kesehatan anak.
Dengan terselenggaranya khitanan massal, Yenni berharap pihaknya dapat tetap istiqomah menyelenggarakan acara serupa di kemudian hari untuk membantu para ABK dan keluarganya.
“Untuk anak-anak, kami berharap akan banyak dukungan baik dari pihak Pemerintah Kabupaten maupun dari masyarakat lain untuk tetap peduli.”
Ia juga berharap agar khitanan massal bisa diselenggarakan di berbagai daerah lain dengan jumlah peserta yang semakin banyak.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Advertisement