Liputan6.com, Moskow - Beberapa hari setelah invasi Rusia ke Ukraina, salah satu perusahaan media terbesar Rusia, Russian Media Group (RMG), merilis pernyataan yang menjelaskan mengapa mereka tidak lagi memutar artis tertentu di stasiun radio atau saluran TV musik populernya.
"Alasan keputusan ini adalah pernyataan keras yang dibuat para musisi ini terhadap Rusia dalam konteks situasi sulit antara Rusia dan Ukraina," bunyi pernyataan itu, demikian seperti dikutip dari laman BBC, Senin (21/3/2022).
Advertisement
Ini menjelaskan bahwa rasa hormat terhadap pendengarnya adalah prioritas utama perusahaan, dan "sikap arogan dan menghina para musisi terhadap pendengar Rusia" tidak memberikan pilihan selain memutuskan kontraknya dengan para artis.
Daftar tersebut termasuk beberapa musisi Ukraina dan tiga artis Rusia, termasuk grup rock legendaris Aquarium, yang penyanyi utamanya, Boris Grebenshchikov, menyebut perang itu "kegilaan" dalam sebuah postingan di Instagram.
Dia tidak asing dengan tekanan politik.
"Saya telah menghabiskan separuh hidup saya di bawah semacam larangan", kata Grebenshchikov kepada BBC.
"Ada larangan di tahun 70-an, larangan di tahun 80-an - tidak ada yang aneh tentang itu. Kemudian orang yang sama yang melarang Anda memberi Anda hadiah."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kontras dengan Musisi Pro-Pemerintah
Tekanan pada suara-suara yang berbeda dalam industri musik sangat kontras dengan artis-artis yang setia kepada Kremlin, beberapa di antaranya tampil minggu lalu di konser stadion mewah yang dibuat untuk TV yang menampilkan Vladimir Putin sebagai penampil utama.
Puluhan ribu orang mengibarkan bendera Rusia dan meneriakkan slogan-slogan pro-Rusia di acara perayaan delapan tahun pencaplokan Krimea dari Ukraina oleh Rusia. Banyak dari mereka mengatakan kepada BBC bahwa mereka telah ditekan untuk berada di sana.
Advertisement