Indonesia Ingin Jadi Inspirasi Dunia soal Tangani Gejolak Perang Rusia-Ukraina

Ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina telah mengganggu pasar ekonomi global lewat kenaikan harga energi dan pangan dunia.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Mar 2022, 16:30 WIB
Ilustrasi perang Rusia Ukraina. (Unsplash/Ahmed Zalabany @zalab8)

Liputan6.com, Jakarta Ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina telah mengganggu pasar ekonomi global lewat kenaikan harga energi dan pangan dunia. Kondisi serupa turut dirasakan Indonesia, yang kini tengah bergulat dengan lonjakan harga minyak goreng dan bahan-bahan pokok lain.

Namun, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengutarakan, pemerintah terus berupaya untuk melakukan stabilisasi harga di pasaran. Indonesia yang kini juga memegang Presidensi G20 2022 disebutnya ingin turut memberikan contoh bagi negara lain.

"Bagaimana kita merespon itu tidak hanya secara nasional, tapi juga menjadi showcasing dan inspirasi untuk negara lain," kata Perry dalam sesi Kulia Umum dalam rangka G20, Senin (21/3/2022).

Perry pun bersyukur, Indonesia sekarang sedang dalam tahap pemulihan ekonomi. Dia berharap pertumbuhan ekonomi nasional 2022 ini bisa menyentuh angka 4,7-5,5 persen, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 3,7 persen.

"Pertumbuhan ekonomi kita lebih seimbang, tidak hanya didukung ekspor, tapi juga konsumsi rumah tangga. Juga investasi, khususnya investasi non-bank karena banyaknya reformasi struktural, termasuk hilirisasi, PMA, dan stimulus dari pemerintah dan Bank Indonesia yang terus kita lakukan mendorong ekonomi kita," ungkapnya.

"Insya Allah harga-harga juga kita stabil. Ketahanan eksternal juga lebih kuat untuk mengatasi dampak global, dampak-dampak dari ketegangan politik, maupun normalisasi dan risiko di pasar keuangan global," dia menambahkan.

 


Sistem Keuangan Kuat

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/12/2019). RDG tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, ia menyebut ketahanan sistem keuangan kita juga kuat. Itu tergambar dari sektor perbankan dan non-performing loan (NPL) menguat, serta penyaluran kredit yang tumbuh lebih cepat sebesar 6,6 persen, juga UMKM tumbuh 14,1 persen.

"Itu lah ekonomi Indonesia, yang insya Allah dengan semangat kita akan tumbuh lebih baik dan lebih kuat," ujar Perry.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya