Bursa Saham Eropa Stagnan Imbas Ketegangan Geopolitik Rusia-Ukraina

Bursa saham Eropa sedikit berubah pada Senin, 21 Maret 2022 seiring tekanan invasi Rusia ke Ukraina dan kenaikan kasus COVID-19.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 21 Mar 2022, 17:27 WIB
Ilustrasi saham di Bursa Efek London (Foto: Unsplash/Jamie Street)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Eropa sedikit berubah pada Senin (21/3/2022). Hal itu diakibatkan tekanan dari perang Rusia-Ukraina terus membebani sentimen global.

Indeks Pan-European Stoxx 600 tergelincir 0,1 persen lebih rendah di awal perdagangan, dengan saham teknologi turun 0,8 persen, sementara harga minyak dan gas naik 0,8 persen. Sedangkan, pasar global terus diguncang oleh peristiwa di Ukraina saat perang berlanjut. 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperingatkan pada akhir pekan, jika pembicaraan damai dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin gagal, itu berarti dimulainya perang dunia ketiga.

"Jika upaya ini gagal, itu berarti ini adalah perang dunia ketiga," kata Zelenskyy dalam wawancara dengan Fareed Zakaria dari CNN yang ditayangkan Minggu pagi, dikutip dari CNBC, Senin (21/3/2022).

Pejabat Ukraina dan Rusia beberapa kali bertemu untuk pembicaraan damai, yang gagal mencapai konsesi utama.

Kemudian, investor juga mengevaluasi peningkatan kasus COVID-19 di Eropa yang berasal dari subvarian yang muncul dari strain virus omicron.

Tak hanya itu, stock futures AS stabil dalam perdagangan semalam setelah minggu terbaik S&P 500 sejak 2020. Sementara bursa saham di Asia Pasifik beragam pada perdagangan Senin pagi, karena investor bereaksi terhadap rilis suku bunga pinjaman acuan terbaru China.

Harga minyak juga lebih tinggi di pagi hari jam perdagangan Asia, dengan patokan internasional minyak mentah berjangka Brent naik 3,7 persen menjadi USD 111,92 per barel. Minyak mentah berjangka AS naik 4 persen menjadi USD 108,91 per barel.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bursa Saham Asia Melesat

Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Senin pagi, 21 Maret 2022. Investor bereaksi terhadap rilis suku bunga pinjaman acuan terbaru China dan harga minyak juga melonjak sekitar 3 persen.

Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin kenaikan di bursa saham regional dengan naik 1,18 persen pada awal perdagangan. Sementara itu, perdagangan saham China Evergrande yang tercatat di Hong Kong dihentikan pada awal pekan ini, menurut pengumuman bursa. Tidak ada alasan langsung yang diberikan untuk penghentian perdagangan tersebut.

Bursa saham China juga menguat dengan indeks Shanghai menguat tipis. Indeks Shenzhen mendaki 0,36 persen. Sementara itu, suku bunga pinjaman satu tahun China dipertahankan3,7 persen. Hal ini sejalan dengan harapan dari survei Reuters.

Indeks ASX 200 menguat 0,28 persen di Australia. Sedangkan indeks Korea Selatan Kospi turun 0,18 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang melonjak 0,43 persen. Bursa saham Jepang libur.

Di sisi lain, harga minyak melambung pada jam perdagangan di Asia dengan harga minyak Brent bertambah 3,07 persen menjadi USD 111,24 per barel. Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat naik 3,12 persen menjadi USD 107,97 per barel.

Indeks dolar AS berada di posisi 98,30, dari sebelumnya di posisi USD 98,5. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 119,25 per dolar AS. Dolar Australia berada di posisi 0,7409.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya