Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pesawat China Eastern Airlines (CEA) jatuh di Daerah Otonomi Guangxi Senin sore (21/3/2022). Kecelakaan pesawat itu dilaporkan menyebabkan kebakaran hutan di perbukitan Kabupaten Tengxian.
Kanal Global Liputan6.com melaporkan, pesawat Boeing 737 yang bertolak dari Kunming di Provinsi Yunnan menuju Guangzhou di Provinsi Guangdong ini mengangkut 132 orang. Itu terdiri dari 123 penumpang dan sembilan awak kabin, merujuk pernyataan Departemen Kegawatdaruratan Guangxi.
Berkantor pusat di Shanghai, mengutip situs webnya, Senin (21/3/2022), China Eastern Airlines Corporation Limited (CEA) adalah salah satu dari tiga maskapai penerbangan besar China. Itu berasal dari skuadron pertama yang didirikan mantan Administrasi Penerbangan Sipil Shanghai pada Januari 1957.
Baca Juga
Advertisement
Setelah serangkaian reformasi, CEA didirikan pada 1988 dan terdaftar di pasar saham New York, Hong Kong, dan Shanghai pada 1997. Catatan itu membuatnya jadi maskapai penerbangan pertama yang terdaftar di tiga pasar saham besar sekaligus.
Saat ini, maskapai penerbangan tersebut mengoperasikan lebih dari 640 pesawat. Rata-rata usia armadanya kurang dari 5,5 tahun, diklaim jadi salah satu armada pesawat termuda bagi maskapai besar di dunia. Sebagai anggota Aliansi SkyTeam, CEA melayani lebih dari 100 juta penumpang secara global dan menempati peringkat ke-7 di dunia.
Melalui jaringan udaranya, CEA dilaporkan menjangkau 1.062 destinasi di 177 negara. Frequent Flyer of Eastern Miles memiliki hak istimewa di 672 lounge di seluruh dunia dalam 20 maskapai anggota SkyTeam.
Terlibat dalam mengubah diri jadi "penyedia layanan udara terintegrasi kelas dunia," CEA menyebut berdedikasi pada pengabdian staf, loyalitas pelanggan, kepuasan pemegang saham, dan kepercayaan publik. Sempat mendapat penghargaan Diamond Flight Safety Award oleh Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC), CEA diakui sebagai salah satu dari 30 merek China paling berharga selama lima tahun berturut-turut.
Maskapai penerbangan ini juga telah diberikan beberapa penghargaan lain, seperti "Golden Ting Award," "Golden Bauhinia Awards," "Perusahaan Publik Terbaik," "Maskapai Penerbangan Paling Berkembang di Dunia," serta "Maskapai Penerbangan Paling Populer di Asia."
Dengan konsep "keramahan kelas dunia dengan pesona Timur," maskapai China ini berkomitmen menghadirkan pengalaman luar biasa bagi pelanggan global dengan layanan "akurat, halus, dan tepat."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kronologi Kecelakaan Pesawat
Sementara dalam kabar terbaru, kronologi kecelakaan pesawat CEA berdasarkan laporan media pemerintah China, Global Times, yakni:
- Pesawat penerbangan MU 5735 lepas landas dari Bandara Kunming Changshui di Provinsi Yunnan pukul 13.15, waktu setempat.
- Pesawat harusnya tiba di Guangzhou, Provinsi Guangdong, pukul 15.07
- Tidak lama setelah lepas landas, pesawat itu melakukan cruising pada altitute sekitar 8.869 meter.
- Pada pukul 14.19, pesawat mendadak menurun dari altitute tersebut. Kecepatan pesawat juga berkurang sekitar 845 kilometer per jam.
- Pada pukul 14.21, penerbangan MU5735 kehilangan sinyal radar ADS-B, serta kehilangan kontak darat.
- Sekitar pukul 15.00, Brigade Api Wuzhou dikirim ke area diduga lokasi kecelakaan pesawat.
Advertisement
Sebabkan Kebakaran?
Turut dilaporkan pula kebakaran di gunung wilayah jatuhnya pesawat. Total, ada 117 pemadam kebakaran yang telah dikerahkan ke lokasi tersebut. Jatuhnya pesawat China Eastern Boeing 737 adalah kecelakaan pesawat fatal pertama di China sejak 2010.
Pesawat yang jatuh itu baru dikirim pada Juni 2015 pada maskapai China Eastern. Sejumlah foto dan video jatuhnya pesawat tersebut menyebar dengan cepat di media sosial China, utamanya Weibo dan WeChat, beberapa saat setelah kejadian.
Video yang Beredar
Dalam sebuah video yang beredar terlihat warga mengamankan puing-puing pesawat yang diduga bagian ekor atau sayap MU-5735. Rekaman itu juga memperlihatkan peristiwa kebakaran di titik jatuhnya pesawat itu.
Daerah Otonomi Guangxi berada di antara Provinsi Yunnan dan Provinsi Guangdong di wilayah selatan China. Area ini sendiri berbatasan langsung dengan Vietnam.
Advertisement