Liputan6.com, Jakarta Pesawat China Eastern Airlines tipe Boeing tipe 737-800 kembali terlibat kecelakaan di China. Pesawat itu diketahui membawa 132 orang termasuk kru pesawat yang hingga kini belum diketahui nasibnya.
Boeing 737-800 ini bisa dikatakan sebagai pesawat yang paling laris diproduksi oleh Boeing. Mengutip laman resmi Boeing, adalah pesawat berbadan sempit atau narrow dengan kapasitas kursi dua kelas.
Advertisement
Kapasitas maksimum pesawat pabrikan perusahaan asal Amerika Serikat ini mampu memuat sebanyak 189 penumpang. Lebih banyak dari generasi sebelumnya Boeing 737-700.
Pesawat ini memiliki panjang 129 kaki dan 6 inci. Lebar sayap pesawat ini sepanjang 117 kaki dan 5 inci. Kemudian, tinggi pesawat ini adalah 41 kaki dan 3 inci.
Boeing 737-800 dilengkapi dengan mesin model CFM-56 yang sama seperti pendahulunya Boeing 737-800.
Pesawat ini diketahui terbang perdana pada 31 Juli 1997. Pesawat ini didapuk sebagai pesaing pesawat pabrikan Airbus tipe A320.
Diluncurkan Pertama Kali pada 5 September 1994
Boeing 737-800 pertama kali diluncurkan pada 5 September 1994. Ini juga merupakan pengganti atau versi penyempurnaan dari Boeing 737-400 dan 727-200.
Di Indonesia, pada 2019 lalu, ada lima pesawat Boeing Next Generation yang dikandangkan. Alasannya, karena ditemukan keretakan pada pesawat tersebut.
Pada tahun yang sama, Boeing sendiri disebutkan menemukan 38 keretakan struktural pada pesawat Boeing 737 NG produksiannya di seluruh dunia. Alhasil, sejumlah maskapai yang menggunakan pesawat ini pada saat itu menghentikan sementara pengoperasiannya.
Advertisement
Kronologi Kecelakaan
Pesawat China Eastern Boeing 737 jatuh di selatan China pada Senin (21/3/2022). Ada 132 orang di pesawat itu, termasuk kru.
Pesawat tersebut bertolak dari Kunming di Provinsi Yunnan menuju Guangzhou di Provinsi Guangdong, mengangkut 132 orang yang terdiri dari 123 penumpang dan sembilan awak kabin, bukan 133 orang seperti diberitakan sebelumnya, demikian pernyataan departemen kegawatdaruratan Guangxi.
Tim penolong telah dikerahkan ke lokasi. Pesawat itu jatuh di area gunung daerah Guangxi Zhuang Autonomous Region. Berikut kronologi kecelakaan pesawat itu berdasarkan laporan media pemerintah China, Global Times (waktu di area Provinsi Guangdong satu jam lebih cepat dari Indonesia):
- Pesawat penerbangan MU 5735 itu lepas landas dari bandara Kunming Changshui di Provinsi Yunnan pada pukul 13.15.
- Pesawat harusnya tiba di Guangzhou, Provinsi Guangdong, pada pukul 15.07
- Tak lama setelah lepas landas, pesawat itu melakukan cruising pada altitute sekitar 8.869 meter.
- Pada pukul 14.19, pesawat mendadak menurun dari altitute tersebut, kecepatan pesawat juga berkurang dari sekitar 845 kilometer per jam
- Pada pukul 14.21, penerbangan MU5735 kehilangan sinyal radar ADS-B, serta kehilangan kontak dari darat
- Sekitar pukul 15.00, Brigade Api Wuzhou dikirim ke lokasi kecelakaan pesawat.