Alami Gempa Guguran 69 Kali, Status Gunung Merapi Masih Siaga

Selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat lima kali gempa awan panas guguran dan satu kali gempa fase banyak dialami Gunung Merapi.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mar 2022, 06:37 WIB
Gunung Merapi, pada Senin malam (7/3/2022), saat meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur 2.000 meter (2 km) ke arah barat daya. (Liputan6.com/ BPPTKG)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Merapi di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami 69 kali gempa guguran selama periode pengamatan yang dilakukan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), pada Minggu (20/3) pukul 00.00-24.00 WIB,

Menurut Kepala BPPTKG Hanik Humaida, selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat lima kali gempa awan panas guguran dan satu kali gempa fase banyak.

Sementara dari pengamatan visual, terlihat asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas sedang hingga tebal dengan ketinggian sekitar 50 meter di atas puncak.

Berdasarkan keterangan resmi BPPTKG, pada periode pengamatan tersebut, tercatat dua kali guguran lava keluar dari gunung itu dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter ke arah barat daya.

BPPTKG yang memantau Deformasi atau perubahan bentuk tubuh Merapi menggunakan electronic distance measurement (EDM), tidak terukur dalam tiga hari terakhir karena cuaca berkabut.

Di sisi lain, berdasarkan hasil analisis morfologi pada periode 11—17 Maret 2022, menunjukkan adanya penurunan ketinggian kubah barat daya sekitar 2 meter akibat aktivitas guguran. Sedangkan kubah lava tengah tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan.

Seperti dilansir Antara, volume kubah lava di barat daya tercatat sebesar 1.546.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.582.000 meter kubik.


Level III atau Siaga

Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar yang teramati dari Yogyakarta (7/1/2021). Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat sebanyak 19 kali guguran lava pijar dari Gunung Merapi di daerah istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. (AFP/Agung Supriyanto)

Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima km) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal tujuh km).

Selain itu, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area di sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro (sejauh maksimal tiga km) dan Sungai Gendol (sejauh lima km).

Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, maka lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.

Sumber: Antara

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya