6 Fakta Menarik Palu, Dijuluki Kota 5 Dimensi

Paku dijuluki sebgai Kota Lima Dimensi dan dilewati oleh garis Khatulistiwa.

oleh Henry diperbarui 22 Mar 2022, 12:19 WIB
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mempercepat pembangunan Flyover Pantoloan di Kota Palu. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kota Palu adalah sebuah kota dan sekaligus ibu kota dari provinsi Sulawesi Tengah. Palu berbatasan dengan Kabupaten Donggala di sebelah Barat dan Utara, Kabupaten Sigi di sebelah Selatan, dan Kabupaten Parigi Moutong di sebelah Timur.

Kota Palu merupakan kota lima dimensi yang terdiri atas lembah, lautan, sungai, pegunungan, dan teluk. Palu pun dijuluki sebgai Kota Lima Dimensi. Kota Palu dilewati oleh garis Khatulistiwa. Pada 2021, penduduk Kota Palu berjumlah 372.113 jiwa, dengan kepadatan 942 jiwa/km persegi.

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Palu. Berikut enam fakta menarik seputar Kota Palu yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Sejarah Nama Palu

Asal usul nama kota Palu adalah kata Topalu'e yang artinya Tanah yang terangkat karena daerah ini awalnya lautan. Pernah terjadi gempa dan pergeseran lempeng (palu koro) sehingga daerah yang tadinya lautan tersebut terangkat dan membentuk daratan lembah yang sekarang menjadi Kota Palu.

Istilah lain juga menyebutkan, nama Kota Palu berasal dari bahasa Kaili Volo yang berarti bambu yang tumbuh dari daerah Tawaeli sampai di daerah Sigi. Bambu sangat erat kaitannya dengan masyarakat suku Kaili.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


2. Masjid Terapung

Masjid Terapung Palu di Pantai Talise. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Bencana gempa bumi yang sempat melanda Palu, Sulawesi Tengah pada 2018 lalu turut mengangkat nama Masjid Terapung Palu. Masjid yang bernama asli Arkam Babu Rahman ini menjadi saksi dari kedahsyatan bencana yang menelan ribuan korban jiwa tersebut.

Meskipun letaknya tidak di pusat kota, tetapi dengan segudang keunikan yang dimiliki membuat Masjid Arkam Babu Rahman menjadi ikon Provinsi Sulawesi Tengah. Bangunan ini berada di perairan teluk Palu yang memiliki garis pantai sepanjang 43 km.

Letaknya yang tepat di bibir pantai membuat masjid dengan 25 pilar penyangga ini menyuguhkan panorama yang cukup memukau. Masjid yang pengerjaannya rampung pada 2011 ini memang hanya mampu menampung sekitar 150 jemaah. Tetapi, sebelum diterjang tsunami, masjid ini selalu penuh terlebih ketika bulan puasa tiba.


3. Kawasan Wisata Religi Sis Al Jufrie

Hunian tetap (huntap) tahap 1A sebanyak 630 unit di desa/kelurahan Duyu, Kota Palu (dok: PUPR)

Ada banyak destinasi wisata menarik di Palu. Salah satunya adalah Kawasan Wisata Religi Sis Al Jufrie. Kawasan wisata ini terletak di sepanjang Jalan Sis Aljufrie, Kelurahan Boyaoge, Kecamatan Tatanga dan Kelurahan Kamonji, Kecamatan Palu Barat.

Di jalan ini terdapat berbagai macam objek wisata belanja dan religi. Di sini masyarakat kota Palu menjual berbagai macam kuliner, pakaian dan oleh-oleh.

Objek wisata religi di kawasan ini terletak di depan pertokoan Palu Plaza, yaitu Yayasan Al Khairaat Pusat yang merupakan Organisasi Islam Terbesar di Indonesia Timur. Di sana terdapat makam Idrus Bin Salim Al Jufrie (Sis Al Jufrie) Pendiri Al Khairaat, Masjid Al Khairaat, Masjid Nurul Khairaat, dan Masjid Nur Sa'adah, dan juga beberapa sekolah berbasis Islam.


4. Museum Sulawesi Tengah

Museum Sulawesi Tengah di Kota Palu, Sulawesi Tengah. foto: Instagram @museumsulteng.id

Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tengah atau Museum Sulawesi Tengah adalah museum terbesar di Sulawesi Tengah, terletak di Palu Barat. Di museum ini terdapat berbagai macam replika baju adat dari semua kabupaten dan kota yang ada di Sulawesi Tengah, sejarah mengenai Sulawesi Tengah dan lain-lain.

Yang menarik dari museum ini adalah batu megalith berbentuk manusia yang dibuat oleh nenek moyang suku Kaili yang berasal dari Lembah Napu. Bentuknya hampir mirip dengan batu megalith berbentuk manusia di Pulau Paskah, Samudera Pasifik.


5. Kuliner khas Palu

Sayur Bening Daun Kelor. foto: Instagram @regunancha

Ada berbagai kuliner khas dari Palu. Ada Kaledo yang merupakan sup tulang sapi yang dimasak hingga empuk. Kuahnya yang bening memiliki rasa bumbu yang kuat yang merupakan campuran berbagai bumbu seperti asam jawa, cabai rawit, dan garam.

Kaledo disajikan beserta dengan Nasi atau Ubi. Kuahnya pun menyegarkan badan dengan rasa asam yang dominan dicampur rasa pedas cabai rawit

Ada juga Duo Sole atau Teri Goreng. Duo Sole adalah makanan khas masyarakat kota Palu. Makanan yang berbahan dasar teri ini mempunyai rasa asin, gurih, dan pedas karena masyarakat Kaili sangat terkenal dengan masakan pedasnya.

Duo terbuat dari teri yang dimasak bersama irisan bawang khas Palu. Makanan khas lainnya adalah Uta Kelo/Sayur Kelor, Palu Mara/Sayur Ikan, Bau Ngau, Uvempoi, Kapurung, Onyop dan masih banyak lagi.


6. Pantai Taipa

Pantai Taipa di Kota Palu, Sulawesi Tengah. foto: dok.Instagram @arisdaeng

Pantai Taipa terletak di tengah Kota Palu ini, kini memang menjadi ikon baru wisata di Sulawesi Tengah. Selain letaknya strategis berada tidak jauh dari pusat kota, Pantai Taipa ini relatif aman dari gempuran gelombang besar karena berada diteluk Palu

Pantao ini memang cukup ideal sebagai tujuan wisata bahari. Pantainya yang bersih ditambah hangatnya sinar matahari, dan juga bisa melihat pemandangan Gunung Gawalise dari kejauhan.

Pepohonan yang menghijau di pegunungan seakan membentuk gradasi warna antara birunya langit dengan jernihnya air laut. Semua ini bisa dinikmati dari bibir pantai atau saung dan pendopo yang berdiri berjejer disepanjang kawasan pantai ini. Fasilitas di tempat ini cukup lengkap, seperti kafe, vila, gazebo, cottage dan juga kolam permandian.


4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya