Liputan6.com, Jakarta - Produk dan dana investasi cryptocurrency menunjukkan arus keluar bersih untuk minggu kedua berturut-turut, menurut sebuah laporan dari manajer aset digital CoinShares pada Senin.
Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh kekhawatiran terus-menerus tentang regulasi dan kemungkinan dampak dari konflik Rusia-Ukraina.
Sektor kripto mencatat arus keluar bersih sebesar USD 47 juta atau sekitar Rp 674,3 miliar pada pekan ketiga Maret 2022, setelah mengalami arus keluar sebesar USD 110 juta pada pekan sebelumnya.
Baca Juga
Advertisement
Arus keluar datang di tengah upaya berkelanjutan untuk mengatur kripto. Presiden Joe Biden menandatangani perintah eksekutif beberapa minggu lalu yang mengharuskan pemerintah untuk menilai risiko dan manfaat dari menciptakan dolar digital bank sentral, serta masalah kripto lainnya.
Spesifik dalam kripto terbesar bitcoin, tercatat ada arus keluar terbesar sebesar USD 33 juta dalam minggu terakhir, laporan tersebut menunjukkan, mengikuti arus keluar sebesar USD 70 juta sebelumnya. Namun, arus year-to-date tetap positif, sebesar USD 63 juta.
"Meskipun Bitcoin telah menyusut kembali sedikit setelah mencapai USD 42.000 selama akhir pekan, itu masih berhasil karena menutup minggu ini jauh di atas USD 40.000," kata direktur eksekutif di aset digital hedge fund ARK36, Mikkel Morch, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (22/3/2022).
Penurunan semacam itu tampaknya sehat setelah kenaikan signifikan selama seminggu terakhir dan tidak boleh dipandang sebagai reaksi negatif terhadap berita geopolitik atau makro tertentu. Selama Bitcoin tetap di atas USD 40.000, ada peluang bagus untuk melanjutkan kenaikan harga.
Sedangkan untuk produk berbasis Ethereum memiliki arus keluar sebesar USD 17 juta minggu lalu, lebih rendah dari minggu sebelumnya, yang mencatat arus keluar sebesar USD 50 juta.
Ethereum terus menderita dari sentimen negatif investor, kata para analis, dengan arus keluar tahun ini sebesar USD 151 juta, atau 1,2 persen dari total aset yang dikelola.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Polisi Shanghai Hancurkan Skema Piramida Kripto Rp 228,2 Miliar
Sebelumnya, Polisi di Shanghai menangkap lebih dari 10 orang sehubungan dengan skema piramida senilai USD 16 juta atau sekitar Rp 228,2 miliar yang melibatkan mata uang kripto.
Biro kepolisian Shanghai telah melakukan penyelidikan selama lebih dari enam bulan di berbagai provinsi untuk melacak jaringan kriminal, menurut sebuah posting di akun resmi WeChat biro tersebut.
"Tersangka penjahat membuat platform online pada Juni 2020 yang menarik pengguna melalui hadiah keanggotaan dan janji pendapatan statis,” kata salah satu anggota kepolisian, dikutip dari CoinDesk, Senin, 21 Maret 2022.
Pengguna diminta untuk menukar mata uang fiat mereka dengan token platform untuk mendapatkan keanggotaan. Namun, ternyata token tersebut tidak memiliki nilai pasar, dan harga mereka sebenarnya dikendalikan oleh platform.
“Hal tersebut juga dikombinasikan dengan berbagai penghargaan dan level keanggotaan yang mendorong pengguna untuk terus mencari pengguna baru untuk bergabung,” ujar pihak kepolisian.
Sejauh ini platform tersebut telah memiliki 60.000 akun anggota yang dibuat di 72 tingkat hubungan hierarkis dan status keanggotaan.
Di antara trik pemasaran lainnya, para penipu mengatakan platform mereka adalah "unicorn" dalam aplikasi blockchain global. Bahkan mereka mengorganisir kuliah online dan offline untuk mempromosikan pentingnya teknologi mereka.
Meskipun ada tindakan keras terhadap industri ini, penipuan kripto masih lazim di China. Mahkamah Agung secara resmi mengkriminalisasi penggalangan dana ilegal melalui aset digital pada Februari.
Advertisement