Liputan6.com, Jakarta Utang pemerintah Indonesia selalu menjadi sorotan. Apalagi ketika awal pandemi covid-19, utang Indonesia mengalami lonjakan.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, mengatakan lonjakan utang terjadi semata-mata untuk menyelamatkan masyarakat.
Advertisement
"Kita berutang untuk selamatkan masyarakat, ekonomi dan sosial," kata Menkeu Sri Mulyani dalam acara Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (22/3/2022).
Menurutnya, Indonesia dihadapkan pada pilihan penerimaan turun dan masyarakat ancaman kesehatan, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), sosial dan ekonomi ambruk dan sektor keuangan. Jika tidak dilakukan utang, maka hal-hal tersebut akan sulit dihentikan.
Tak hanya Indonesia, bahkan menurutnya banyak negara lain juga membutuhkan utang untuk menjaga ekonominya dari hantaman pandemi Covid-19.
Menkeu pun tak menampik, utang Indonesia memang meningkat. Namun, jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia masih jauh terkendali. Hal itu terlihat dari defisit anggaran yang sudah turun perlahan dan kembali di bawah 3 persen.
"Jadi kenapa utang? karena kita menerima penerimaan saat ekonomi naik lagi. Tahun ini 2 bulan pertama penerimaan di atas 30 persen. Jadi APBN tool, kalau dibutuhkan dia kerja keras dan saat sudah membaik dia disehatkan kembali," ujarnya.
Utang Luar Negeri Indonesia
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Januari 2022 menurun. Posisi Utang Luar Negeri Indonesia pada akhir Januari 2022 tercatat sebesar USD 413,6 miliar, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar USD 415,3 miliar.
Penurunan terjadi baik pada posisi Utang Luar Negeri sektor publik yaitu Pemerintah dan Bank Sentral maupun sektor swasta. Secara tahunan, posisi Utang Luar Negeri Januari 2022 terkontraksi 1,7 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 0,4 persen (yoy).
Utang Luar Negeri Pemerintah pada Januari 2022 melanjutkan tren penurunan. Setelah mengalami penurunan sejak September 2021, posisi ULN Pemerintah pada Januari 2022 tercatat sebesar USD 199,3 miliar, kembali turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar USD 200,2 miliar.
Advertisement