Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Ukraina di Indonesia, Vasyl Hamianin, mengkritik gaya diplomasi Rusia yang dituduh menyebarkan propaganda. Salah satu yang dipakai adalah tuduhan "Neo-Nazi" yang ada di Ukraina.
Dubes Ukraina lantas menegaskan bahwa gaya diplomasi Rusia kerap berbohong. Tujuannya yakni menghalalkan invasi terhadap Ukraina.
Baca Juga
Advertisement
"Saya ulangi ini: diplomasi Rusia dan propaganda Rusia dan kenegaraan Rusia adalah berdasarkan kebohongan," ujar Dubes Vasyl Hamianin.
"Kenapa mereka melakukan ini karena untuk menjustifikasi agresi mereka terhadap Ukraina," lanjutnya.
Dubes Vasyl Hamianin pun menjelaskan bahwa Ukraina memiliki toleransi agama yang tinggi. Gereja-gereja yang berbeda aliran bisa bersebelahan. Mufti di Ukraina juga ikut mendukung melawan invasi Rusia.
Rusia mengaku "membebaskan" Ukraina dari Neo-Nazi, tetapi Dubes Ukraina menilai itu tidak masuk akal. Pasalnya, para pengungsi dari wilayah-wilayah yang "dibebaskan" Rusia tetap memilih kabur ke wilayah Ukraina meski wilayah Rusia lebih dekat.
"Kenapa mereka tidak mau dibebaskan? Kenapa mereka memilih Neo-Nazi andaikan itu nyata?" ujar Dubes Ukraina.
"Cerita yang dibuat Putin dan propaganda tersebut adalah kebohongan. Saya malu atas diplomasi Rusia," ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Senjata Misinformasi Rusia
Berikut wawancara Liputan6.com bersama Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket terkait senjata misinformasi Rusia:
Advertisement