Liputan6.com, Yogyakarta Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin sedang menyiapkan integrasi PeduliLindungi dengan negara-negara ASEAN dan Uni Eropa. Upaya ini mewujudkan standar protokol kesehatan global dengan saling mengintegrasikan aplikasi protokol kesehatan di negara masing-masing
Standar protokol kesehatan ini menjadi salah satu fokus yang disuarakan Indonesia dalam Presidensi G20 2022. Bahwa negara-negara perlu adanya standar protokol kesehatan global seperti halnya paspor.
Baca Juga
Advertisement
"Kita sekarang sudah melakukan integrasi secara digital dengan Arab Saudi dengan aplikasi Tawakkalna dan PeduliLindungi. Saya adalah Chairman dari ASEAN Health Minister's, kita sedang kerjakan itu (integrasi PeduliLindungi) untuk ASEAN," ucap Budi Gunadi saat acara Recover Together, Recover Stronger: G20 dan Agenda Strategis Indonesia di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, ditulis Selasa (22/3/2022).
"Sekarang, kita lagi lobi juga dengan European Union (Uni Eropa) yang nanti bakal menggunakan QR Code dari WHO. Bisa dilakukan lebih canggih dari paspor, karena sudah pakai elektronik, cukup pakai HP saja."
Lebih lanjut, Budi Gunadi mengatakan, standar protokol kesehatan global optimis dapat dibuat. Hal ini dapat mempermudah akses kunjungan masuk ke negara-negara lain.
"Kita mau adanya harmonize standard health protocol (harmonisasi standar protokol kesehatan). Kalau kita datag ke Korea, tesnya beda, vaksin beda, datang ke Italia juga sama. Aturan vaksin beda, kemudian karantina beda juga," imbuhnya.
"Saya senang kalau ke Amerika, masuk sana kan sudah lebih enak, masuk ya masuk aja."
Target Integrasi PeduliLindungi ke Tiongkok dan AS
Target selanjutnya, Budi Gunadi Sadikin membeberkan, integrasi PedulliLindungi akan menyasar ke Tiongkok dan Amerika Serikat (AS).
"Kalau nanti kita sudah dapat (integrasi PeduliLindungi) dengan Arab Saudi, ASEAN dan Uni Eropa, kita mau masuk ke Tiongkok dan AS," ungkapnya.
"Ya, mudah-mudahan pas (acar puncak) G20 nanti, kita punya platform untuk health passpor. Kira-kira begitu."
Adanya kerja sama dan kolaborasi antar negara dengan aplikasi protokol kesehatan, harmonisasi protokol kesehatan global dapat terwujud layaknya paspor.
"Imigrasi saja bisa bikin proses imigrasi ya dokumennya standar. Semua sama. Masa iya, kita enggak bisa bikin protokol kesehatan yang standarnya juga sama," pungkas Menkes Budi Gunadi.
Advertisement