Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (Wamenkeu) Suahasal mengatakan jika pemerintah mewaspadai kondisi dunia saat ini. Seperti dampak perang Rusia Ukraina ke Indonesia.
Tensi politik global Rusia Ukraina menjadi tantangan yang bukan hanya untuk Indonesia, bahkan dunia. Di mana, perang kedua negara menyebabkan lonjakan tajam dari harga komoditas, khususnya harga energi dan harga komoditas pangan.
Advertisement
Seperti pada harga batubara dan Crude Palm Oil (CPO) turut mengalami kenaikan. Kemudian harga nikel yang meningkat dengan cepat. "Ini tentu sangat sangat harus kita waspadai,” ujar Suahasil di Jakarta, Senin (21/3/2022).
Pemerintah melihat risiko dan tantangan tersebut dengan sangat serius. Volatilitas pasar keuangan global ikut meningkat akibat sentimen geopolitik tersebut, meskipun beberapa hari terakhir sedikit turun.
“Kita lihat di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, inflasinya mencapai tingkat yang cukup tinggi, bahkan tertinggi, boleh kita katakan dalam 40 tahun terakhir. Hal ini menyebabkan volatilitas di global,” kata dia.
Dia Suahasil menekankan tekanan pasar keuangan global ini harus terus diwaspadai. “Ini semua bisa menjadi downside risk bagi prospek pertumbuhan global yang nantinya harus kita antisipasi ke dalam Indonesia,” ujarnya.
Pemerintah perlu mewaspadai adanya risiko global yang terus mengalami eskalasi di tengah momentum pemulihan ekonomi nasional yang masih berlangsung.
Apalagi, The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya dan mempercepat normalisasi kebijakan moneternya.
"Beberapa waktu kita mendengar mengenai possibility dari percepatan normalisasi moneter di Amerika Serikat," jelas dia.
Pemerintah Waspada
Pemerintah bersama dengan kebijakan sektor keuangan dan fiskal akan terus mewaspadai dampak rambatan tersebut terhadap kondisi ekonomi Indonesia.
“Kalau kondisi globalnya menjadi lebih volatile, kita mesti waspadai. Lewat channel keuangan seperti apa nanti dampaknya, lewat channel perdagangan juga bisa jadi ada dampak, dan kemudian di domestik dampaknya pada inflasi, dampaknya pada pertumbuhan harus kita monitor dan antisipasi bersama,” kata dia.
Dia berharap pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun 2022 akan tumbuh lebih baik. Sejalan dengan tren pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung di Indonesia.
“Tahun ini moga-moga kita masih mendapatkan kombinasi antara dorongan pemulihan, pertumbuhan ekonomi akibat dorongan pemulihan maupun dorongan angka pertumbuhan ekonomi yang karena tahun lalunya masih slightly negatif. Ini semacam technical rebound kita masih dapatkan,” ujarnya.
Advertisement