Barito Renewables Energy Bakal Jadi Perusahaan Panas Bumi Terbesar yang IPO di BEI, Ini Kata Analis

Barito Renewables Energy, calon emiten yang dimiliki konglomerat Prajogo Pangestu ini bergerak di bidang energi terbarukan, khususnya panas bumi.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 16 Sep 2023, 14:36 WIB
Ilustrasi IPO 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Prosesi penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) diyakini akan menjadi salah satu IPO jumbo yang cukup menarik.

Calon emiten yang dimiliki konglomerat Prajogo Pangestu ini bergerak di bidang energi terbarukan, khususnya panas bumi.

Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Leonardo Lijuwardi menyampaikan, Indonesia bisa dikatakan sebagai salah satu negara yang memiliki karunia berlimpah di sumber daya alamnya.

Salah satu karunia tersebut adalah energi panas bumi yang cukup melimpah akibat letak Indonesia yang berada di Jalur Pacific Ring of Fire.

Wilayah Indonesia terletak pada lajur sabuk gunung api aktif sehingga memiliki limpahan potensi panas bumi yang besar yang tersebar sepanjang lajur Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Busur Banda hingga Sulawesi Utara, dan lajur Halmahera.

"Pada kawasan ini telah diketahui sebanyak 276 titik potensi panas bumi dengan total potensi sebesar 23,7 Gigawatt (GW)," tulis Leonardo dalam risetnya, Sabtu (16/9/2023).

Mengacu pada data ESDM, saat ini total potensi sumber panas bumi yang bisa digarap berjumlah sekitar 16,547 megawatt (MW) tersebar di 119  Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang tersebar di seluruh pulau di Indonesia.

Berdasarkan data dari NS Energy dan Think Geo Energy, Indonesia sejak 2018 – 2022 merupakan negara kedua terbesar penghasil energi panas bumi di dunia.

Peringkat pertama diduduki oleh Amerika Serikat dan peringkat ketiga diduduki oleh negara tetangga, Filipina. Sebelum Indonesia 

meningkatkan pemasangan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP)-nya, posisi kedua diduduki oleh Filipina.

Kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia diperkirakan akan tumbuh pesat dari sekitar 2,6 GW pada tahun 2023 menjadi 6,7 GW pada tahun 2030, dengan CAGR sebesar 14,6 persen yang dapat dibandingkan secara relatif terhadap rata-rata CAGR global sebesar 5,8 persen pada jangka waktu yang sama. 

 


Kapasitas Panas Bumi Terbesar

Ilustrasi IPO. Foto: graystudiopro1

Berdasarkan laporan Wood Mackenzie, pada 2030 Indonesia diharapkan memiliki kapasitas panas bumi terbesar di dunia yang merupakan 35 persen dari estimasi kapasitas netpanas bumi global.

Pertumbuhan ini didukung oleh potensi sumber daya panas bumi Indonesia yang signifikan, pertumbuhan permintaan pasar yang pesat, dan dukungan kebijakan sebagai bagian utama rencana masa depan pemerintah untuk meningkatkan energi terbarukan dalam bauran energi.

"IPO dari BREN yang merupakan Induk dari salah satu perusahaan panas bumi terbesar di dunia yaitu Star Energy membuka jalan bagi perusahaan-perusahaan serupa di Indonesia," jelas Leonardo. 

Sebagai informasi, pada 2022 BREN melalui Star Energy memiliki total kapasitas panas bumi mencapai 873,8 MW (pangsa pasar 38 persen) atau yang terbesar di Indonesia.

Posisi Star Energy di atas emiten pelat merah yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dengan kapasitas panas bumi 672 MW (29 persen). Di posisi ketiga ada Sarulla Operations yang memiliki kapasitas panas bumi sebesar 330 MW (15 persen).

Lantas, menurut Leonardo, jika melihat para kompetitor di industri pembangkit panas bumi, tentunya langkah IPO BREN adalah batu loncatan awal yang memungkinkan perusahaan pembangkit panas bumi lainnya untuk melakukan aksi korporasi IPO di Indonesia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya