Liputan6.com, Washington D.C - Militer Ukraina mengatakan pada Selasa (22/3) bahwa penduduk harus bersiap untuk penembakan Rusia yang lebih membabi buta terhadap infrastruktur di negaranya.
Hal ini semakin diperparah dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Biden tentang terkuatnya bahwa Moskow sedang mempertimbangkan untuk menggunakan senjata kimia.
Baca Juga
Advertisement
Pasukan Rusia telah gagal untuk merebut kota besar Ukraina lebih dari empat minggu setelah invasi mereka, demikian dikutip dari Channel News Asia, Selasa (22/3/2022).
Selain itu, juga semakin banyak yang menyebabkan kehancuran besar-besaran ke daerah pemukiman menggunakan serangan udara, rudal jarak jauh dan artileri.
Pelabuhan selatan Mariupol telah menjadi titik fokus serangan Rusia dan sebagian besar terletak di reruntuhan dengan jenazah tergeletak di jalan-jalan.
Tetapi serangan juga dilaporkan meningkat di kota kedua Kharkiv pada Senin (21/3).
Angkatan bersenjata Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa (22/3) bahwa pasukan Rusia diperkirakan akan terus menyerang infrastruktur penting menggunakan "senjata presisi tinggi dan amunisi".
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saling Tuduh AS-Rusia
Washington dan sekutunya sebelumnya menuduh Rusia menyebarkan klaim yang tidak terbukti bahwa Ukraina memiliki program senjata biologis sebagai kemungkinan awal untuk menggunakan senjata tersebut. Tetapi, pernyataan Biden pada Senin kemarin adalah beberapa yang terkuat tentang masalah ini.
Rusia mengatakan, tidak menyerang warga sipil meskipun kehancuran yang terjadi di kota-kota Ukraina seperti Mariupol dan Kharkiv mengingatkan pada serangan Rusia sebelumnya di kota-kota di Chechnya dan Suriah.
Putin menyebut perang itu, serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua, sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari "Nazi". Barat menyebut ini sebagai dalih palsu untuk perang agresi yang tidak beralasan.
Biden akan melakukan perjalanan ke Eropa minggu ini untuk pertemuan dengan para pemimpin negara sekutu guna membahas sanksi yang lebih ketat terhadap Rusia, di atas hukuman ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menjelang perjalanan itu, dia membahas taktik "brutal" Rusia dalam panggilan telepon dengan para pemimpin Eropa pada Senin (21/3) kata Gedung Putih.
Pengepungan dan pemboman pelabuhan Mariupol oleh Rusia, yang oleh kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell sebut sebagai "kejahatan perang besar-besaran."
Advertisement