Ada Insiden Pesawat China Eastern Airlines Jatuh, Kemenhub Tetap Izinkan Boeing 737 800 Terbang

Pesawat China Eastern Airlines jatuh pada Senin, 22/3/2022). Maskapai ini diketahui menggunakan pesawat Boeing 737-800.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 22 Mar 2022, 15:40 WIB
Puing-puing terlihat pada lokasi kecelakaan pesawat China Eastern Airlines di Tengxian, Kota Wuzhou, Guangxi, China, Senin (21/3/2022). Pesawat Boeing 737-800 milik China Eastern Airlines yang mengangkut 132 orang jatuh di pegunungan pada 21 Maret 2022. (STR/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Kecelakaan pesawat terbang kembali terjadi. Kali ini, pesawat China Eastern Airlines jatuh pada Senin, 22/3/2022). Maskapai ini diketahui menggunakan pesawat Boeing 737-800.

Insiden ini mendorong berbagai respons perihal kelaikan terbang Pesawat Boeing 737-800. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih terus memantau perkembangan soal kelaikudaraan jenis pesawat Boeing 737-800, usai kecelakaan yang dialami maskapai China Eastern Airlines.

Kendati begitu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto mengatakan, pesawat Boeing 737-800 kini masih tetap diizinkan mengudara di langit Indonesia.

Di sisi lain, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub terus melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pengawasan, agar keselamatan dan keamanan penerbangan dapat terus dijaga.

"Pesawat jenis Boeing 737-800 tetap beroperasi seperti biasa di Indonesia, dan proses pengecekan tetap berlangsung sebagai bagian dari audit berkala, yang dilakukan oleh para inspektur dari Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara," ujar Novie, Selasa (22/3/2022).

Mengenai kecelakaan pesawat yang terjadi di China, Novie dan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub terus berkomunikasi intens dengan maskapai penerbangan khususnya domestik, serta melakukan peningkatan pengawasan keselamatan operasi pesawat udara secara ketat. Untuk memastikan kepatuhan operator terhadap regulasi keselamatan penerbangan.

"Saat ini Kementerian Perhubungan masih memonitor perkembangan situasi, hingga adanya informasi yang cukup dan jelas untuk mengambil kebijakan, khususnya penyelenggaraan transportasi udara," ungkapnya.

Novie juga turut menyampaikan duka cita mendalam atas musibah kecelakaan China Eastern Airline yang jatuh di pegunungan wilayah Guangxi, China Selatan, pada Senin (21/3/2022) sore.

Berdasarkan informasi dari Civil Aviation Administration of China (CAAC), pesawat tersebut mengangkut 123 penumpang dan sembilan awak pesawat. Namun tidak ada yang selamat pasca kecelakaan itu.

“Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada korban kecelakaan pesawat China Eastern Boeing 737-800 di wilayah Guangxi. Semoga proses penyelidikan penyebab kecelakaan dapat segera diketahui," pungkasnya.


Spesifikasi Pesawat Boeing 737-800 Milik China Eastern Airlines yang Kecelakaan

Pesawat China Eastern Boeing 737 jatuh di selatan China pada Senin (21/3/2022).

Pesawat China Eastern Airlines tipe Boeing tipe 737-800 kembali terlibat kecelakaan di China. Pesawat itu diketahui membawa 132 orang termasuk kru pesawat yang hingga kini belum diketahui nasibnya.

Boeing 737-800 ini bisa dikatakan sebagai pesawat yang paling laris diproduksi oleh Boeing. Mengutip laman resmi Boeing, adalah pesawat berbadan sempit atau narrow dengan kapasitas kursi dua kelas.

Kapasitas maksimum pesawat pabrikan perusahaan asal Amerika Serikat ini mampu memuat sebanyak 189 penumpang. Lebih banyak dari generasi sebelumnya Boeing 737-700.

Pesawat ini memiliki panjang 129 kaki dan 6 inci. Lebar sayap pesawat ini sepanjang 117 kaki dan 5 inci. Kemudian, tinggi pesawat ini adalah 41 kaki dan 3 inci.

Boeing 737-800 dilengkapi dengan mesin model CFM-56 yang sama seperti pendahulunya Boeing 737-800.

Pesawat ini diketahui terbang perdana pada 31 Juli 1997. Pesawat ini didapuk sebagai pesaing pesawat pabrikan Airbus tipe A320.

Boeing 737-800 pertama kali diluncurkan pada 5 September 1994. Ini juga merupakan pengganti atau versi penyempurnaan dari Boeing 737-400 dan 727-200.

Di Indonesia, pada 2019 lalu, ada lima pesawat Boeing Next Generation yang dikandangkan. Alasannya, karena ditemukan keretakan pada pesawat tersebut.

Pada tahun yang sama, Boeing sendiri disebutkan menemukan 38 keretakan struktural pada pesawat Boeing 737 NG produksiannya di seluruh dunia. Alhasil, sejumlah maskapai yang menggunakan pesawat ini pada saat itu menghentikan sementara pengoperasiannya.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya