Kukuhkan Bunda Literasi, Sulut Perlu Punya Strategi dan Inovasi Literasi

Pemda dan masyarakat harus benar-benar memiliki konsep, strategi, dan inovasi agar kebijakan literasi dapat diarahkan menuju kesejahteraan.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mar 2022, 15:25 WIB
Pengukuhan Bunda Literasi Provinsi Sulawesi Utara Rita M Tamuntuan, masa bakti 2022-2024, Selasa (22/3/2022). (Liputan6.com/ Ist)

Liputan6.com, Manado - Salah satu pilar pembangunan manusia yang perlu diperhatikan, yakni pembangunan karakter, bisa dilakukan melalui pembudayaan literasi di satuan keluarga, pendidikan, dan masyarakat. Literasi diyakini mampu memutus rantai kemiskinan masyarakat. Karena itu, pemerintah bersama Komisi X DPR RI berkomitmen menempatkan literasi pada posisi sentral pembangunan nasional.

Hal ini yang disuarakan anggota Komisi X DPR RI Vanda Sarundajang pada kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM), Penandatanganan Nota Kesepahaman dan Pengukuhan Bunda Literasi Provinsi Sulawesi Utara Rita M Tamuntuan, masa bakti 2022-2024, Selasa (22/3/2022).

"Aspek pendidikan dan literasi di satu pihak serta pembangunan sosial ekonomi serta kesejahteraan di pihak lain merupakan hal yang sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia dan masyarakat," urainya.

Vanda juga mengingatkan, tugas Bunda Literasi tidak ringan. Mereka diminta terus bersinergi dengan pemerintah dan stakeholder terkait, termasuk para pegiat literasi dalam menunjang budaya baca hingga ke pelosok.

"Pengukuhan ini diharapkan menjadi trigger percepatan budaya membaca, terutama di kalangan generasi muda. Bunda literasi harus berperan sebagai motivator anak-anak untuk lebih gemar baca serta dapat memanfaatkan perpustakaan lebih optimal," tambah Vanda.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Fondasi Pembentukan Literasi

Pada pengukuhan Bunda Literasi yang turut disaksikan Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw, Deputi Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional Ofy Sofiana mengakui, saat ini keberadaan gawai menjadi tantangan tersendiri dalam menumbuhkembangkan budaya baca.

"Perpustakaan adalah tempat yang menarik. Dan membaca patut menjadi bagian dari humanisme karena hanya manusia yang bisa membaca," ujar Wagub Kandouw.

Jika laju pertumbuhan literasi rendah, tentu akan berdampak tidak baik pada kualitas generasi penerus bangsa. Kegiatan membaca sebagai fondasi pembentukan literasi akan sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan dan cara berpikir anak di masa depan. Ini menjadi pekerjaan rumah bersama.

Literasi tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan dasar, namun juga terkait dengan motivasi, pembentukan sikap, dan perilaku.

“Maka itu, pemerintah pusat bersama pemerintah daerah serta masyarakat harus benar-benar memiliki konsep, strategi, dan inovasi agar kebijakan literasi dapat diarahkan untuk mendukung pembangunan SDM, khususnya masyarakat di Sulawesi Utara,” ucap Pustakawan Utama Perpusnas, Dedi Junaedi.

Pada kesempatan yang sama Bunda Literasi Sulawesi Utara turut melantik Bunda Literasi Kota Manado, serta penandatanganan Nota Kesepahaman antara Perpusnas dengan Pemprov beserta kabupaten/kota se-Sulawesi Utara, antara lain Kota Bitung, Kota Tomohon, Kota Kotamobagu, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kaupaten Sangihe, Kabupaten Sitaro, dan Kabupaten Talaud.

Sedangkan untuk bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) 2022, Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kota Mobagu mendapatkan alokasi pembangunan gedung layanan baru perpustakaan masing-masing senilai Rp10 miliar lebih.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya