Curhatan Pemilik Grosir Minyak Goreng: 'Ngeri-Ngeri Sedap' Dituduh Penimbunan

Untuk mendapatkan minyak goreng saat ini bukan perkara mudah, bahkan ia rela mencari informasi hingga ke luar kota mulai Bandung, Cirebon, hingga Jakarta, untuk mendapat pasokan.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 23 Mar 2022, 10:00 WIB
Makmur, pemilik salah satu kios grosir di Pasar Lewo Kecamatan Malangbong, Garut, saat menerima sidak Kapolres Garut AKBP Wirdhanto dan jajarannya, Selasa (22/3/2022). (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Pemilik grosir minyak goreng di wilayah Garut Utara, Kabupaten Garut, Jawa Barat menyampaikan curahan hatinya alias curhat kepada Kapolres Garut, di tengah sulitnya mendapatkan pasokan minyak goreng saat ini.

"Lieur (pusing) Pak barangnya juga tidak ada sudah tiga hari ini," ujar Makmur, pemilik salah satu kios grosir di Pasar Lewo Kecamatan Malangbong, Garut, saat menerima sidak Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono dan jajarannya, Selasa (22/3/2022).

Menurutnya, proses penjualan minyak goreng, baik curah maupun kemasan saat ini, diselimuti ketakutan luar biasa, akibat dugaan penimbunan barang.

"Kadang saya kalau mendapat pasokan banyak, langsung saya keluarkan semunya meskipun keuntungan sedikit, takut dibilang menimbun, saya takut sama Bapak," ujar dia.

Kondisi itu kadang tidak memperhitungkan potensi pasokan barang selanjutnya, apakah mendapatkan suplai atau tidak. "Pokoknya saat ini ada barang saya keluarkan, takutnya ngeri-ngeri sedap dibilang menimbun," ujar dia.

Makmur menyatakan, untuk mendapatkan minyak goreng saat ini bukan perkara mudah, bahkan ia rela mencari informasi hingga ke luar kota mulai Bandung, Cirebon, hingga Jakarta, untuk mendapat pasokan.

"Itu pun kadang harganya harganya mahal dan tak menentu," kata dia.

Meskipun demikian, ia rela melakukan spekulasi dengan harga tinggi untuk mendapatkan pasokan minyak goreng saat ini. "Yang penting minyaknya ada dulu, soal harga kami langsung beli cash," kata dia.

Sementara, soal keuntungan, ia mengaku hanya mengambil laba sedikit. Seperti harga minyak curah dijual seharga Rp13.500 per kilo dari modal pembelian yang Rp13 ribu per liter.

"Kalau (minyak) kemasan dulu sebelum naik saya jual Rp18.500 per lier, dari harga pembelian Rp18 ribu, saya hanya ngambil Rp500 per liter," kata dia.

 

Simak video pilihan berikut ini:


Cek Distribusi

Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono saat berbicara dengan penjual gorengan Pasar Lewo Malangbong, Garut, Jawa Barat mengenai minyak goreng. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono mendengarkan keluh kesal yang disampaikan para pelaku grosir dan Usaha Mikro Kelas Menengah (UMKM) di wilayah Garut bagian utara tersebut.

"Ya untuk distribusi wilayah Malangbong ini sekarang masih kosong, nanti kita akan pastikan kenapa terjadi kekosongan," kata dia.

Dalam sidak yang dilakukan di Pasar Lewo, Kecamatan Malangbong, ia mendapati keluhan mahalnya harga minyak goreng, termasuk kesulitan untuk mendapatkan minyak dari tanaman sawit tersebut.

"Memang banyak sekali yang disampaikan para pelaku usaha UMKM tadi, salah satunya pasokan yang sulit serta harga minyak yang terbilang mahal,” kata dia.

Menurutnya, pendistribusian minyak goreng di wilayah Garut belum merata hingga pelosok termasuk Garut Utara. "Makanya kami melakukan pengecekan di luar kota Garut seperti di pasar Lewo ini untuk memastikan apakah distribusinya sudah tepat terjadinya pemerataan," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya