Liputan6.com, Hong Kong - Pembukaan kembali penuh perjalanan internasional di Hong Kong akan memiliki "sedikit dampak marjinal" pada penyebaran COVID-19, sebuah studi akademis mengatakan pada Selasa (22 Maret), ketika pusat keuangan dunia itu mulai melonggarkan langkah-langkah ketat virus corona.
Penelitian yang berjudul "Perencanaan ke depan, setelah gelombang kelima Omicron BA.2 di HK", mengharapkan gelombang keenam dimulai pada bulan Juni karena langkah-langkah untuk mengendalikan penyebaran virus dilonggarkan di bulan-bulan mendatang.
Baca Juga
Advertisement
Selama pihak yang datang telah divaksinasi sepenuhnya dan dites negatif saat menaiki penerbangan ke wilayah yang dikuasai China, dampak yang dapat diabaikan, menurut para ahli dari Universitas Hong Kong, Organisasi Kesehatan Dunia dan Laboratorium Penemuan Data untuk Kesehatan.
Para peneliti menyarankan, strategi terbaik bagi pemerintah Hong Kong ke depan adalah "transisi terkontrol, cepat daripada nanti" untuk hidup dengan 'virus' di masyarakat.
Pihak berwenang di Hong Kong dan China sejauh ini tetap berpegang pada kebijakan "dinamis nol COVID-19" yang berupaya mengekang wabah setelah terjadi dengan pelacakan kontak, pengujian, dan isolasi yang ekstensif.
Namun, sejak Februari 2022, wilayah bekas jajahan Inggris itu telah berjuang untuk mengatasi infeksi dan kematian yang melonjak, memaksa pihak berwenang untuk beralih ke langkah-langkah mitigasi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rencana Hong Kong Longgarkan Aturan COVID-19
Pemimpin Hong Kong Carrie Lam akan melonggarkan beberapa langkah jarak sosial mulai April 2022, termasuk mencabut larangan penerbangan untuk 9 negara, setelah reaksi keras atas langkah-langkah ketat kota itu.
Sejak pandemi dimulai pada tahun 2020, Hong Kong telah mencatat lebih dari 1 juta infeksi dan lebih dari 6.000 kematian.
Lebih dari setengah populasi Hong Kong telah terinfeksi, kata para peneliti.
Advertisement