PGE Buka Peluang Kerja Sama Pembangkit Panas Bumi

PGE membuka peluang kerja sama pengembangan pembangkit panas bumi dengan pihak lain.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 22 Mar 2022, 20:19 WIB
Pertamina Geothermal Energy (PGE) telah mengoperasikan enam PLTP dengan total kapasitas sebesar 672 Mega Watt (MW). (Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta Pertamina Geothermal Energy (PGE) sebagai bagian dari Subholding Pertamina Power & New Renewable Energy (PNRE) membuka peluang kerja sama pengembangan pembangkit panas bumi dengan pihak lain.

Untuk menyelesaikan isu-isu besar seperti pemanasan global dan dekarbonisasi diperlukan jaringan (networking) dan kemitraan," kata Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Ahmad Yuniarto dalam keterangan tertulis, Selasa (22/3/2022).

Menurut Ahmad, tak satu pun perusahaan yang akan mampu menghadapi persoalan-persoalan besar seperti pemanasan global dan dekarbonisasi tersebut sendirian.

"Syaratnya, kemitraan strategis itu harus bisa memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak, serta mampu menciptakan nilai tambah bagi bumi, dunia, dan masa depan yang lebih baik," ujar Ahmad.

Dijelaskan Ahmad, dalam menjalankan bisnisnya, PGE terus berkomitmen untuk pengembangan panas bumi dan memastikan implementasi Environment, Social, and Governance (ESG) menjadi bagian terintegrasi dari bisnis panas bumi PGE.

"Penerapan aspek-aspek ESG ini merupakan upaya dalam memberikan nilai tambah serta dukungan PGE pada program pemerintah terkait pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan, khususnya panas bumi," imbuhnya.

Indonesia sudah mencanangkan Net Zero Emission pada 2060, atau lebih cepat dari itu. Selain itu, pemerintah juga menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada 2030, dan target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025.

Komitmen PGE dalam pengembangan energi panas bumi dapat berkontribusi dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan goals ke-7 (energi bersih dan terjangkau), goals 12 (konstruksi dan produksi yang bertanggung jawab), goals 13 (penanganan perubahan iklim), dan goals 15 (ekosistem darat) pada SDGs (Sustainable Development Goals).

 


Ruang Lingkup Kemitraan

Semburan uang panas bumi langsung menyembur ke permukaan, setelah fasilitas intalasi pipa milik PGE Area Karaha rusak diterjang material longsor, (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Ahmad lantas menyebut tiga area di mana kemitraan bisa dilakukan, yakni Co-generation, Co-production, dan Co-development. Pembangkitan bersama bisa dilakukan melalui optimalisasi uap air panas (Steam n Brines to green power) guna melahirkan listrik ramah lingkungan (green electricity).

Selain itu, ada empat bidang yang bisa dikerjakan bersama-sama (Co-production), yakni pemanfaatan CO2 untuk bahan bakar alternatif, ekstraksi nano material dengan pemanfaatan kandungan berharga di fluida panas bumi (rare earth element).

Kemudian, green hidrogen sebagai bahan bakar masa depan yang ramah lingkungan dan green metanol. Pengembangan bersama(Co-development) bisa dilakukan untuk membangun geo-eco tourism dan geo-agro industry.

"Pada prinsipnya, operasi PGE harus efisien, termasuk dalam memanfaatkan waste," tegas Ahmad.

Berdasarkan data ThinkGeoEnergy 2022, kapasitas terpasang pembangkit panas bumi di seluruh dunia mencapai 15.854 MW. Indonesia dengan kapasitas pembangkit sebesar 2.276 MW pada 2021 merupakan negara dengan kapasitas pembangkit terbesar kedua setelah Amerika Serikat sebesar 3.722 MW. Indonesia sudah melampaui Filipina sebesar 1.918 MW.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya