Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Bareskrim Polri kembali menangkap seorang pelaku yang diduga terlibat dalam kasus dugaan investasi bodong Robot Trading Fahrenheit.
Kali ini, yang ditangkap adalah Hendry Susanto, bos PT FSP Akademi Pro, perusahaan yang mengelola robot Trading Fahrenheit.
Baca Juga
Advertisement
"Hendry Susanto telah ditangkap oleh Bareskrim," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Brigjen Whisnu Hermawan dalam keterangannya, Rabu (23/2/2022).
Whisnu menerangkan, Hendry Susanto saat ini telah dijebloskan ke Rutan Bareskrim Polri.
"Sudah kami tahan," ucap Whisnu.
Sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya membongkar modus investasi bodong yang dijalankan oleh PT FSP Akademi Pro melalui Robot Trading Fahrenheit.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Auliansyah Lubis menerangkan, pihaknya menangkap empat orang yakni D, ILJ, DBC dan MF. Mereka berperan sebagai admin media sosial dan memasarkan produk Robot Tranding Fahrenheit.
"Kami sudah mengamankan 4 pelaku. Nanti akan kami kembangkan pelaku lainya," kata Auliansyah kepada wartawan, Selasa (22/3/2022).
Tentang Robot Trading Fahrenheit
Auliansyah menjelaskan, produk Robot Trading Fahrenheit dikenalkan oleh keempat tersangka kepada calon investor. Klaimnya, uang yang ditanamkan investor dikelola secara otomatis oleh robot dan bisa terhindar dari kerugian.
"Mereka menyampaikan ke masyarakat bahwa robot trading ini adalah satu alat yang bisa memantau apabila masyarakat meletakkan uangnya di Fahrenheit. Jadi nanti robot ini bisa mengamankan uang masyarakat ini, tidak akan lose, tidak akan kalah, tidak akan hilang, jadi akan untung terus," ujar dia.
Auliansyah menyebut, harga robot disesuaikan dengan nominal yang diinvestasikan investor. Semisal, investor menanamkan uang senilai 500 USD maka perhitungannya 50% keuntungan diberikan kepada member atau anggota. Sementara 50% untuk operasional Robot Trading Fahrenheit.
"Jadi katanya semakin banyak deposito semakin besar keuntungannya," ujar dia.
Robot Trading Fahrenheint beroperasi sejak 2019. Auliasnyah memastikan, investasi Robot Trading Fahrenheit hanya tipu-tipu belaka.
"Ini fiktif jadi sebenarnya misalnya di robot trading itu ada perusahaan-perusahaan mana yang kita mau ikut, tapi ini mereka bikin sendiri jadi naik turunnya itu, itu semuanya fiktif mereka yang bikin bukan permainan dengan saham," ucap dia.
Tercatat, sampai saat ini sebanyak 100 orang telah menjadi korban. Polisi menyatakan tak menutup kemungkinan akan bertambah. Polda Metro Jaya membuka posko untuk mendata korban investasi Fahrenheit.
"Kami persilakan masyarakat yang merasa dirugikan oleh kegiatan Robot Trading Fahrenheit silakan melapor ke posko yang sudah kami siapkan," ujar dia.
Advertisement