Pemerintah Ukraina Merinci Penggunaan Donasi Kripto

Alex Bornyakov membagikan detail sumbangan kripto dalam sebuah tweet pada Jumat lalu.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 23 Mar 2022, 08:58 WIB
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Ukraina telah mengungkapkan bagaimana mereka menghabiskan sumbangan kripto yang dikirim untuk mendukung perlawanannya terhadap invasi Rusia.

Wakil menteri Ukraina di Kementerian Transformasi Digital dan juru bicara kripto de facto untuk pemerintah, Alex Bornyakov, membagikan detailnya dalam sebuah tweet pada Jumat lalu. 

Bornyakov menjelaskan dalam cuitan tersebut sejak 1 Maret, negara yang dilanda perang telah menggunakan sumbangan kripto untuk membeli 5.500 jaket antipeluru, 410.000 makan siang kemasan, 500 pelat balistik untuk rompi antipeluru, 3.125 pencitraan termal dan optik, 500 helm, 3.427 obat-obatan, dan 60 walkie-talkie.

"Aset kripto terbukti sangat membantu dalam memfasilitasi aliran dana ke Angkatan Bersenjata Ukraina," kata Bornyakov dalam cuitan tersebut, dikutip dari CoinDesk, Rabu (23/3/2022). 

“Terima kasih banyak kepada semua orang yang menyumbang ke Dana Kripto Ukraina. Setiap helm dan rompi yang dibeli melalui donasi kripto saat ini menyelamatkan nyawa tentara Ukraina,” lanjutnya. 

Bornyakov juga mengungkapkan minggu ini Ukraina telah menerima hampir USD 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun dalam bentuk sumbangan kripto dan dana tersebut telah digunakan untuk membeli peralatan militer yang tidak mematikan.

Bornyakov sebelumnya mengatakan kepada CoinDesk beberapa pemasok senjata Ukraina menerima pembayaran langsung dalam kripto tetapi dia tidak dapat mengungkapkan peralatan militer apa yang dibeli karena masalah keamanan nasional.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Arus Dana Keluar Selama 2 Minggu di Sektor Kripto, Ada Apa?

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Sebelumnya, produk dan dana investasi cryptocurrency menunjukkan arus keluar bersih untuk minggu kedua berturut-turut, menurut sebuah laporan dari manajer aset digital CoinShares pada Senin. 

Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh kekhawatiran terus-menerus tentang regulasi dan kemungkinan dampak dari konflik Rusia-Ukraina.

Sektor kripto mencatat arus keluar bersih sebesar USD 47 juta atau sekitar Rp 674,3 miliar pada pekan ketiga Maret 2022, setelah mengalami arus keluar sebesar USD 110 juta pada pekan sebelumnya. 

Arus keluar datang di tengah upaya berkelanjutan untuk mengatur kripto. Presiden Joe Biden menandatangani perintah eksekutif beberapa minggu lalu yang mengharuskan pemerintah untuk menilai risiko dan manfaat dari menciptakan dolar digital bank sentral, serta masalah kripto lainnya.

Spesifik dalam kripto terbesar bitcoin, tercatat ada arus keluar terbesar sebesar USD 33 juta dalam minggu terakhir, laporan tersebut menunjukkan, mengikuti arus keluar sebesar USD 70 juta sebelumnya. Namun, arus year-to-date tetap positif, sebesar USD 63 juta.

"Meskipun Bitcoin telah menyusut kembali sedikit setelah mencapai USD 42.000 selama akhir pekan, itu masih berhasil karena menutup minggu ini jauh di atas USD 40.000," kata direktur eksekutif di aset digital hedge fund ARK36, Mikkel Morch, dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 22 Maret 2022.

Penurunan semacam itu tampaknya sehat setelah kenaikan signifikan selama seminggu terakhir dan tidak boleh dipandang sebagai reaksi negatif terhadap berita geopolitik atau makro tertentu. Selama Bitcoin tetap di atas USD 40.000, ada peluang bagus untuk melanjutkan kenaikan harga.

Sedangkan untuk produk berbasis Ethereum memiliki arus keluar sebesar USD 17 juta minggu lalu, lebih rendah dari minggu sebelumnya, yang mencatat arus keluar sebesar USD 50 juta. 

Ethereum terus menderita dari sentimen negatif investor, kata para analis, dengan arus keluar tahun ini sebesar USD 151 juta, atau 1,2 persen dari total aset yang dikelola.

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya