Malaysia dan Vietnam Tolak Ikut Campur ke Invasi Rusia

Malaysia dan Vietnam Pilih Netral pada Invasi Rusia

oleh Tommy K. Rony diperbarui 23 Mar 2022, 08:30 WIB
Petugas pemadam kebakaran mengevakuasi seorang pria dari gedung apartemen yang terkena tembakan di Kyiv, Ukraina (14/3/2022). Dua orang tewas pada 14 Maret 2022 akibat serangan penembakan dan rudal Rusia yang menghancurkan gedung apartemen tersebut. (Ukrainian State Emergency Service via AP)

Liputan6.com, Hanoi - Pemerintah Malaysia dan Vietnam mengaku tidak mendukung agresi Rusia, tetapi memilih netral. Selain itu, kedua negara juga tidak mendukung sanksi ke Rusia.

Meski demikian, Malaysia ikut voting mengecam invasi Rusia di PBB pada awal Maret 2022. Vietnam saat itu memilih abstain.

Menurut laporan media pemerintah Rusia, TASS, Selasa (23/3/2022), Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yakoob, membahas isu ini ketika berkunjung ke Hanoi, Vietnam. 

"Kami membahas konflik Rusia-Ukraina dan setuju bahwa Malaysia dan Vietnam akan tetap netral pada isu ini," ujar PM Ismail Sabri Yakoob di Hanoi, seperti dikutip Bernama.

Lebih lanjut, ia menyebut hanya mengakui jika sanksi diberikan Dewan Keamanan PBB, ketimbang secara unilateral.

"Untuk sanksi-sanksi terhadap Rusia, kami tidak mendukungnya," ujar PM Malaysia.

Rusia merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB, sehingga bisa melakukan veto terhadap resolusi-resolusi PBB.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Minta Diplomasi

Orang-orang berdiri sekitar tanda perdamaian raksasa dengan pesan 'Hentikan Minyak Putin' jelang KTT Uni Eropa dan NATO di Brussels, Belgia, 22 Maret 2022. Pengunjuk rasa meminta para pemimpin Uni Eropa memberlakukan larangan penuh terhadap bahan bakar Rusia. (AP Photo/Geert Vanden Wijngaert)

PM Malaysia menegaskan Malaysia dan Vietnam tidak mendukung agresi terhadap negara berdaulat, tetapi negaranya memilih posisi tidak ikut campur.

"Kami berharap adanya resolusi diplomatis pada krisis di Ukraina," kata PM Malaysia. 

Pada konferensi pers virtual pada Selasa (22/3), Duta Besar Ukraina di Indonesia Vasyl Hamianin mengaku sudah tidak percaya pada Rusia. Gaya diplomasi Rusia disebut menyebarkan propaganda demi menghalalkan invasi. 

Ia pun berharap agar banyak negara di dunia yang ikut proses mediasi, sehingga tidak satu negara saja yang terlibat.


Infografis Invasi Rusia:

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya