Krisis Chip Semikonduktor, Penjualan Volvo pada 2022 Bakal Turun Drastis

Volvo Cars mengatakan, krisis chip semikonduktor akan memukul produksi dan kemungkinan akan berlanjut hingga kuarta kedua 202

oleh Arief Aszhari diperbarui 24 Mar 2022, 06:06 WIB
Volvo Mulai produksi SUV Listrik Canggih (Paultan0

Liputan6.com, Jakarta - Volvo Cars mengatakan, krisis chip semikonduktor akan memukul produksi dan kemungkinan akan berlanjut hingga kuartal kedua 2022. Dengan begitu, pabrikan asal Swedia ini kemungkinan besar akan memangkas perkiraan pengiriman kendaraan secara penuh pada 2022.

"Harapan Volvo Cars, adalah meningkatkan volume penjualannya untuk 2022 secara penuh," kata perusahaan dalam sebuah pernyataan, Rabu (23/2/2022).

"Gangguan itu, berarti perusahaan sekarang mengharapkan pertumbuhan marjinal dalam pengiriman untuk tahun penuh 2022, dibandingkan dengan 2021," tambahnya.

Volvo yang mayoritas dimiliki oleh Gelly Holding Cina mengatakan, masalah krisis chip semikonduktor ini tidak ada hubungannya dengan perang di Rusia dan Ukraina. Namun, konflik dua negara tersebut mengakibatkan peningkatan biaya untuk bahan baku, energi, dan pengiriman.

"Volvo Cars terus bekerja dengan penetapan harga untuk mengurangi efeknya," kata perusahaan lagi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Jalur Produksi Melambat

Mobil listrik Volvo siap dihadirkan di Tiongkok (Foto:Autonews)

Kekurangan chip semikonduktor secara global ini, telah memperlambat jalur produksi pembuatan mobil. Meskipun, saat ini pasar sudah mulai pulih dari dampak pandemi Covid-19.

Pada Februari, Volvo mengatakan keterlambatan rantai pasokan akan tetap menjadi salah satu faktor penghambat. Sementara kekurangan komponen hanya akan membaik secara bertahap.


Infografis Mobil Kepresidenan RI

Mobil Kepresidenan di Indonesia

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya