Liputan6.com, Kiev - Ukraina ingin China memainkan "peran yang lebih nyata" dalam menghentikan perang yang dilancarkan Rusia di wilayahnya dan juga menjadi penjamin masa depan keamanannya, kata ajudan senior Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Selasa (22 Maret).
Andriy Yermak, yang mengepalai kantor Zelenskyy, juga mengatakan dia mengharapkan dialog "segera" antara pemimpin Ukraina dan Presiden China Xi Jinping, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Demikian seperti dilansir laman Channel News Asia, Rabu (23/3/2022).
Advertisement
China, ekonomi nomor dua di dunia, telah lama menjalin hubungan energi, perdagangan, dan keamanan yang lebih dekat dengan Rusia, tetapi juga merupakan mitra dagang terbesar Ukraina. Ia telah menolak tekanan dari negara-negara Barat untuk mengutuk invasi Rusia.
"Sejauh ini kami telah melihat posisi netral China. Dan, seperti yang saya katakan sebelumnya, kami percaya bahwa China ... harus memainkan peran yang lebih nyata dalam mengakhiri perang ini dan dalam membangun sistem keamanan global baru, " Yermak mengatakan pada konferensi pers virtual yang diselenggarakan oleh think-tank Chatham House di London.
"Kami juga mengharapkan China untuk memberikan kontribusi yang berarti pada sistem keamanan baru untuk Ukraina ini dan kami juga mengharapkan China menjadi salah satu penjamin dalam kerangka sistem keamanan ini," katanya, berbicara melalui seorang penerjemah.
"Kami memperlakukan China dengan sangat hormat dan kami berharap China memainkan peran pro-aktif di sana."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hubungan Erat China-Rusia
Sebelum invasi Rusia, Kiev mengatakan pihaknya menginginkan jaminan keamanan dari negara-negara besar, menyebut arsitektur keamanan global yang ada "hampir rusak".
China dan Rusia adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB, bersama dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
Ukraina, bekas republik Soviet, bercita-cita untuk bergabung dengan NATO dan Uni Eropa, tetapi Moskow dengan tegas menentang rencana itu. Beijing juga mengkritik ekspansi timur NATO.
Advertisement