Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 yang terjadi berdampak terhadap pembiayaan sekunder PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) pada 2021. Hal itu pengaruhi laba bersih SMF sepanjang 2021.
PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) mencatat laba bersih Rp 460 miliar pada 2021. Realisasi laba bersih itu turun 2,1 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 470 miliar. Pendapatan Rp 2,12 triliun pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 2,34 triliun.
"Kinerja kegiatan usaha tahun 2021, di mana impact COVID-19 baru terasa kepada SMF di pembiayaan sekunder, impact dari pada pembiayaan primer," kata Direktur Utama SMF Ananta Wiyoyo saat konferensi pers secara virtual, Rabu (23/3/2022).
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan laporan keuangan audited, hingga akhir 2021, secara total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke sektor pembiayaan perumahan dari 2005 mencapai Rp 77,96 triliun. Total aset SMF hingga akhir 2021 mencapai Rp 33,7 triliun. Total ekuitas SMF juga meningkat 22,68 persen sebesar Rp 14,21 triliun pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 11,4 triliun.
"Highlight dari kinerja keuangan 2021, total aset tumbuh sekitar 3,75 persen dari Rp 32,5 triliun jadi Rp 33,7 triliun," ujar Ananta.
Realisasi aset itu ditopang oleh kegiatan penyaluran pinjaman Rp 8,8 triliun. Penyaluran pinjaman itu naik dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,4 triliun.
"Penyaluran pinjaman dibandingkan 2020 naiknya sedikit," kata Ananta.
Selain itu, aset juga ditopang dari penerbitan surat utang dan term loan Rp 7,6 triliun pada 2021 dari sebelumnya Rp 8,4 triliun.
"Pendanaan penerbitan surat utang dan pinjaman lainnya menurun," kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penerbitan Obligasi
Untuk penerbitan obligasi korporasi sebagai sumber pendanaan, selama 2021, SMF telah menerbitkan obligasi sebesar Rp6,1 Triliun melalui penerbitan Obligasi PUB V Tahap V sebesar Rp1,9 Triliun, Obligasi PUB VI Tahap I sebesar Rp1,2 Triliun, Obligasi PUB VI Tahap II sebesar Rp2,8 Triliun, Sukuk Mudharabah PUB I Tahap III sebesar Rp100 Miliar, dan Sukuk Mudharabah PUB II Tahap I sebesar Rp100 Miliar.
Hingga akhir tahun 2021, posisi (outstanding) obligasi SMF mencapai Rp16,20 Triliun.Perseroan telah aktif menerbitkan surat utang sejak 2009.
Selanjutnya hingga akhir 2021, Perseroan sudah menerbitkan 50 kali penerbitan dengan jumlah Rp47,42 Triliun, terdiri dari 37 kali penerbitan Obligasi dan Sukuk Mudharabah (penawaran umum) sebesar Rp42,66 Triliun, 12 kali Medium Term Notes (Penawaran terbatas) sebesar Rp4,64 Triliun, dan 1 kali penerbitan Surat Berharga komersial sebesar Rp120 Miliar.
Terkait transaksi sekuritisasi, sejak 2009 hingga 31 Desember 2021, SMF telah berhasil memfasilitasi 14 kali transaksi sekuritisasi, dengan total nilai akumulatif sebesar Rp12,78 triliun.
"Sekuritisasi pada 2021 tidak melakukan apa-apa, biasanya Rp 2 triliun, Rp 600 miliar. Kemudian 2021 tidak ada masih di hold," kata dia.
Saat instrumen investasi lain tertekan di tengah wabah pandemi Covid, Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP) yang diterbitkan oleh SMF justru berhasil mempertahankan rating idAAA.
Kondisi tersebut mencerminkan struktur EBA-SP yang diterbitkan SMF solid. Total ekuitas SMF juga meningkat 22,68 persen sebesar Rp 14,21 triliun pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 11,4 triliun.
Advertisement