Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 menyisakkan banyak cerita, terutama terkait tentang pernikahan. Seorang calon pengantin perempuan di China terpaksa harus menjemput calon suaminya.
Hal itu ia lakukan agar ia bisa menikah dengan pujaan hatinya itu. Pasalnya, calon suaminya itu tak bisa keluar rumah karena di kompleks perumahan tempat ia tinggal sedang dilakukan lockdown, dilansir dari laman Insider, Rabu (23/3/2022).
Baca Juga
Advertisement
Dalam sebuah video viral telah ditonton 3,8 juta kali di platform mirip Twitter di China, Weibo. Calon pengantin perempuan Amanda Liu terlihat mengenakan sepatunya dengan tergesa-gesa dan membawa tas besar untuk dibawa ke rumah calon pengantin prianya Jia Shihan di kota Tangshan, China, pada 19 Maret 2022.
"Kompleks perumahan pasangan saya telah ditutup, dan dia tidak bisa keluar. Jadi saya mengambil barang-barang saya, gaun dan sepatu saya dan semua itu, dan menuju ke sana," kata Liu dalam video dalam bahasa Mandarin.
Dalam pernikahan tradisional Tionghoa, merupakan kebiasaan bagi pengantin pria untuk menjemput pengantin perempuannya untuk menikah. Namun hal itu tak mungkin dilakukan pasangan itu setelah kompleks perumahannya tiba-tiba lockdown.
"Dia seharusnya menjemput saya jam enam pagi, tetapi kompleksnya ditutup, dan dia dihentikan oleh penjaga keamanan di gerbang kompleks," katanya. Ia menambahkan bahwa ia memutuskan untuk segera pergi ke rumah tunangannya, tapi ia harus menyelesaikan riasan pernikahannya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tes PCR Covid-19
Ketika calon pengantin perempuan itu tiba, para penjaga membuka kunci gerbang dan mengizinkannya masuk. Namun, dia harus berjanji tidak meninggalkan daerah itu.
Tetapi pasangan itu belum diizinkan untuk menikah. Pertama, mereka harus mengantre dan menjalani tes PCR Covid-19 sebagai bagian dari skema tes harian warga di kompleks perumahan.
Advertisement
Upacara Sederhana
Mereka akhirnya mengganti pakaian pernikahan mereka dan mengadakan upacara "sederhana" di rumahnya. Pernikahan mereka hanya disaksikan keluarga dan tetangga terdekat.
"Ini adalah hari yang tak terlupakan," kata Liu, lewat situs berita The Cover. "Pidato peresmian (pernikahan) didapatkan secara online, dan tuan rumah hanyalah salah satu tetangganya. Tapi saya sangat menyukai cara ini."
Lonjakan Covid-19
Tangshan yang terletak di provinsi utara Hebei, adalah pusat produksi baja terbesar di China. Pada Minggu, 20 Maret 2022, kota itu menghentikan lalu lintas dan produksinya sehingga penduduk dapat menjalani tes Covid-19 massal setelah menemukan beberapa kasus lokal, menurut South China Morning Post.
China telah menyaksikan lonjakan kasus Covid secara nasional dalam beberapa bulan terakhir, dengan puluhan juta orang dikurung secara ketat ketika para pejabat terus mengejar "kebijakan nol Covid yang dinamis." Itu berarti lockdown cepat, pengujian massal, dan pembatasan perjalanan setiap kali cluster muncul.
Advertisement