Liputan6.com, Bogor - Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah memastikan tak ada proyek mangkrak hingga akhir periode kabinet di 2024. Kementerian PUPR akan fokus menyelesaikan proyek yang sudah dimulai.
Zainal memastikan, selama 2022 hingga 2024 mendatang pihaknya akan menginventarisasi proyek-proyek yang belum rampung. Serta menyeleksi usulan-usulan proyek baru.
Advertisement
"Jadi periode ke depan, 2022, 2023, dan 2024 kita pastikan bahwa pada akhir kabinet tidak ada infrastruktur dibangun tapi tidak selsai dengan kontrak, kalau sudah diyakini tidak tuntas, kita tidak membangunnya," jelas dia dalam Media Gathering di Bogor, Rabu (23/3/2022).
Langkah ini, sebagai bagian dari fokus bertajuk OPOR yang dibawa Kementerian PUPR. Rinciannya merupakan fokus yang akan dijalankan, yakni Operasi, Pemeliharaan, Optimalisasi dan Rehabilitasi.
Terkait operasi, misi yang dibawa adalah proyek yang selesai perlu segera dioperasikan. Artinya, Kementerian PUPR akan menggenjot proyek-proyek yang belum rampung.
Sedangkan di sisi pemeliharaan, dilakukan untuk menjamin keberlangsungan fungsi dari infrastruktur agar tetap beroperasi sehingga kualitasnya tidak terganggu atau menurun.
"Kalau pemeliharanya bagus, biasanya lama untuk direhab lagi, sehingga biayanya turun, tapi kalau kita mengurangi pemeliharaan, maka akan ada biaya rehab yang lebih besar," sambungnya.
Sementara disisi rehabilitasi, ia menyebut akan mrlakukan rehibilitasi terhadap proyek-proyek yang telah selesai dan mengalami gangguan. Tujuannya untuk memaksimalkan lagi potensi proyek tersebut.
Seleksi Proyek Baru
Zainal menekankan, fokus yang dilakukannya itu bukan berarti tak ada proyek baru. Namun, ada seleksi yang dilakukan.
"Tidak berarti kita tidak membangun sesuatu yang baru, karena ada target-target yang memang harus kita penuhi. Tetapi kita lebih selektif," tegas dia.
Salah satunya adalah pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara. Dia menyebut proyek ini bukan seperti bangunan konvensional. "Kita ingin membangun smart city, jadi kita fokus ke OPOR," katanya.
"Tadi ada OPOR Untuk apa? bahwa kita ingin pastikan bahwa infrastriktur yang kita bangun itu betul-betul berfungsi, daripada kita misalkan dorong terus, kita membangun terus tapi kalau kita tahu yakin bahwa itu tak akan selesai untuk apa? Dengan cara seperti itu justru kemanfaatannya kan akan jauh lebih baik untuk masyarakat," papar dia.
Advertisement