Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 23 Maret 2022. Hal ini seiring kenaikan harga minyak memicu ketakutan inflasi.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 448,96 poin atau 1,3 persen menjadi 34.358,50. Indeks S&P 500 tergelincir 1,2 persen menjadi 4.456,24. Indeks Nasdaq susut 1,3 persen menjadi 13.922,60.
Traders mencerna berita terbaru tentang perang Ukraina-Rusia. Presiden Ukraina Volodymr Zelenskyy menyerukan lebih banyak tekanan pada Rusia dari negara lain karena konflik tampaknya memasuki jalan buntu.
Baca Juga
Advertisement
Harga minyak menguat dengan harga minyak acuan West Texas Intermediate (WTI) naik sekitar 5 persen menjadi hampir USD 115 per barel. Harga minyak Brent naik lebih dari 5 persen menjadi USD 121 per barel.
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun melampaui 2,41 persen pada sesi perdagangan Rabu pekan ini. Posisi yang tidak terlihat sejak Mei 2019. Suku bunga acuan telah melonjak sejak awal pekan, ketika ketua the Federal Reserve Jerome Powell berjanji untuk agresif terhadap inflasi. The Fed pekan lalu menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2018.
“Pasar masih berusaha menemukan pijakannya,” ujar Chief Investment Officer Cresset Capital, Jack Ablin dilansir dari CNBC, Kamis (24/3/2022).
Ia menambahkan, sangat sulit untuk mencoba mengukur bagaimana suku bunga lebih tinggi akan berdampak pada inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan. “Dan kemudian Anda menambahkan perang yang membatasi minyak,” kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gerak Saham di Wall Street
Saham energi menguat pada perdagangan Rabu, 23 Maret 2022 seiring kenaikan harga minyak. Saham Hess dan Diamondback Energy masing-masing naik sekitar 4,6 persen dan 3,9 persen, dan tercatat memimpin kenaikan di indeks S&P 500.
Saham General Mills naik hampir 2,5 persen setelah produsen makanan itu melaporkan pendapatan kuartalan yang lebih baik dari perkiraan dan meningkatkan prospek setahun sepenuhnya.
Dari sisi negatif, saham Adobe turun 9,3 persen setelah perseroan memperkirakan laba dan pendapatan yang lebih rendah dari perkiraan pada kuartal kedua tahun fiskal.
"Ada sedikit jeda hari ini, tetapi jeda itu benar-benar menandakan ekuitas memiliki kemampuan untuk terus bergerak lebih tinggi," ujar Chief Investment Officer Sanctuary Wealth, Jeff Kilburg.
Rata-rata tiga indeks acuan menguat lebih dari 1 persen pada Maret 2022. Indeks S&P 500 telah menutup kerugiannya sejak Rusia invasi Ukraina apda Februari.
Namun, investor Carl Icahn menuturkan, penurunan ekonomi bisa datang.”Saya pikir mungkin ada resesi atau bahkan lebih buruk lagi,” ujar Pendiri Icahn Enterprises, Carl Icahn.
Advertisement