Gabung Platform Digital, Omzet Pedagang Pasar Meroket 100 Persen

Banyak pedagang pasar tradisional yang omsetnya naik 100 persen setelah ikut menjual produknya melalui aplikasi Grab Mart.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Mar 2022, 12:30 WIB
Pedagang menata minyak goreng di sebuah pasar di Kota Tangerang, Banten, Selasa (9/11/2011). Bank Indonesia mengatakan penyumbang utama inflasi November 2021 sampai minggu pertama bulan ini yaitu komoditas minyak goreng yang naik 0,04 persen mom. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memantau implementasi digitalisasi pasar tradisional di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat, Kamis (24/3).

Dia menyebut banyak pedagang pasar tradisional yang omsetnya naik 100 persen setelah ikut menjual produknya melalui aplikasi Grab Mart.

"Keberadaan online ini sangat dirasakan pedagang, omsetnya dari yang Rp 50 juta sampai Rp 200 juta per bulan dan lebih dari 50 persennya dari online," tutur Airlangga di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat, Kamis (24/3).

Dengan membuka toko online di aplikasi tersebut, jangkauan pelanggan para pedagang sudah semakin luas. Tak hanya menjangkau kawasan Timang dan Palmerah saja, bahkan hingga ke Tanggerang, Banten.

Dari sisi pelanggan, bukan hanya rumah tangga. Melainkan restoran besar telah menjadi pelanggan.

"Pelanggan tetap ini berupa restoran yang sudah membeli secara berulang, sehingga pedagang sudah punya pelanggan tetap," katanya.

Tingginya omzet tersebut membuat para pelaku usaha membutuhkan modal tambahan. Apalagi sekarang menjelang bulan Ramadan dan lebaran, kebutuhan masyarakat juga semakin tinggi.

"Secara on the spot pedagang minta bantuan kredit untuk menghadapi lebaran untuk ekspansi usaha," kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


KUR

Pedagang sayuran melayani pembeli di kiosnya di Pasar Mede, Jakarta, Rabu (15/12/2021). Harga pangan yang naik antara lain semua jenis cabe, bawang-bawangan serta minyak goreng. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pemerintah pun menawarkan pinjaman usaha berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan plafon hingga 100 juta tanpa jaminan dengan bunga KUR subdisi 3 persen dari sebelumnya 6 persen. Program KUR subdisi ini berlangsung sampai akhir tahun.

"Tahun ini disubsidi sampai Desember dari normalnya 6 persen," kata dia.

Sementara itu untuk pinjaman di atas Rp 500 juta, pemerintah tetap memberikan subsidi. Hanya saja harus menggunakan agunan semisal stok barang di gudang.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya